logo

EduBocil

Tiga Gerakan Dorong PTM Terbatas pada Jenjang PAUD

Tiga Gerakan Dorong PTM Terbatas pada Jenjang PAUD
Peringatan Hari Inspirasi Organisasi Aksi Solidaritas Era - Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) di Komplek Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kamis (4/11) ((Kemdikbudristek))
Ida Gautama, EduBocil04 November, 2021 21:22 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dunia pendidikan, termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) didorong untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dengan tetap mengombinasikan pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Terkait hal ini, tiga gerakan telah disiapkan Organisasi Aksi Solidaritas Era - Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) untuk menyukseskan PTM terbatas agar anak-anak siap kembali belajar di sekolah.

Bunda PAUD Nasional, Wury Estu Ma’ruf Amin mengatakan PTM terbatas adalah solusi terbaik untuk menangani learning loss pada peserta didik terutama pada jenjang PAUD. 

“Kita sebagai orang tua harus bergerak bersama menggalakkan kombinasi PTM terbatas dan PJJ untuk memulihkan proses belajar usia PAUD sehingga mereka dapat mengejar kembali mimpi dan cita-citanya,” terang istri Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin dalam acara Hari Inspirasi OASE-KIM di Komplek Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jakarta, pada Kamis (4/11), seperti dikutip dalam laman Kemdikbudristek.

Menurutnya, pada rentang usia 0 sd 8 tahun, anak-anak sedang mengalami proses belajar membaca, menyerap pengetahuan dan juga bersosialisasi dengan sesama. 

”Usia ini merupakan usia emas masa tumbuh kembang seseorang. Namun proses tersebut, sempat terhambat karena adanya pandemi yang mengharuskan semua anak-anak usia sekolah melakukan PJJ,” tutur Wury Ma’ruf Amin.

Untuk itu, pada Hari Inspirasi OASE-KIM ini, bunda PAUD seluruh Indonesia sebagai pelaku di sektor luar pendidikan akan bertemu untuk menguatkan semangat dalam menjalankan tiga aksi bergerak bersama. 

“Ketiga aksi ini adalah cara kita memulihkan kembali pembelajaran berkualitas PAUD sehingga anak-anak Indonesia dapat melakukan PTM terbatas dengan aman, nyaman, dan optimal,” ujar bunda PAUD Nasional.

Kolaborasi

Wakil Ketua Bidang I OASE Kabinet Indonesia Maju, Franka Makarim juga mendorong pada masa transisi ini anak-anak sudah mulai masuk sekolah untuk melaksanakan PTM terbatas. 

“Pemerintah dan kami dari OASE bersama-sama terus mendukung program PTM terbatas dari tingkat PAUD, Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah), dan Dikti (Pendidikan Tinggi). Kami memerlukan lebih banyak lagi kolaborasi antar satuan PAUD, keluarga, dan mitra masyarakat, agar anak-anak yang rentan untuk loss learning selama pandemi dapat kembali belajar bersama,” tutur Franka Makarim.

Franka Makarim berharap program-program OASE-KIM ini dapat terus menginspirasi seluruh masyarakat untuk melakukan aksi dan mendorong orang tua agar semakin yakin lagi dalam melaksanakan PTM terbatas untuk anaknya yang berusia dini. 

“Inilah sebabnya Hari Inspirasi OASE dalam acara bergerak bersama menuju PAUD berkualitas kami adakan,” ungkap Franka Makarim.

Gerakan pertama yang disiapkan untuk mendorong PTM terbatas di jenjang PAUD agar anak-anak kembali belajar di sekolah, yakni menyiapkan hal praktis yang bisa dilakukan orang tua.

“Orang tua bisa memberikan masukan kepada sekolah terhadap pembelajaran yang efektif dan aman ketika anak kembali ke sekolah,” ujar Franka Makarim, di Jakarta, pada Rabu (3/11).

Kedua, lanjut Franka Makarim, kerja sama orang tua dan guru di sekolah harus diperkuat melalui kelengkapan fasilitas pembelajaran untuk memperkaya alat belajar di sekolah. 

"Biar alat pembelajaran di sekolah itu semakin banyak dan disenangi anak-anak, kita berikan alat pembelajaran edukatif, bisa dengan bahan yang ada di rumah dibawa ke sekolah," imbuhnya.

Selanjutnya, kata Franka, gerakan terakhir adalah perlunya pembaharuan dekorasi ruang-ruang di sekolah PAUD agar anak-anak lebih senang datang ke sekolah, salah satunya dengan membenahi perpustakaan. 

"Kita perbanyak akses anak-anak di beberapa titik di sekolah dan membenahi perpustakaan," jelasnya.

Untuk itu, Franka Makarim berharap orang tua tak terlalu khawatir mengizinkan anak mengikuti PTM terbatas karena pembelajaran telah diatur dengan komprehensif untuk dijalankan.

"Pemerintah sudah mengaturnya dalam kebijakan SKB 4 Menteri. Sudah ada protokol kesehatan ketat, ini tinggal bagaimana gotong royong orang tua, sekolah, anak dan pemerintah untuk mensukseskan PTM terbatas," ujarnya. *

Read Next