Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO – Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Ketelan Solo mendapat kunjungan dadakan dua SD dari Magelang, Rabu (16/11/2022). Kedua SD tersebut ialah SDN Paremono 4 Mungkid dan SDN Muntilan 3.
Rombongan dari kedua sekolah di Magelang tersebut sebanyak enam orang. Mereka berencana untuk melakukan studi tiru mengenai Sekolah Penggerak.
Kepala SDN Paremono 4, Siti Fatonah mengatakan pihaknya mengetahui SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo melalui media sosial yang dipegang Wakil Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo bidang Humas Jatmiko.
"Saya bersama Kepala SDN Muntilan 3, Bu Nuryati dan empat guru jadi jumlahnya enam orang. Kami diterima dan dijelaskan tentang Sekolah Penggerak dengan ramah dan jelas. Studi tiru, Insya Allah dilaksanakan Januari 2023,” ujar Siti Fatonah dalam siaran pers yang diterima Eduwara.com, Rabu (16/11/2022).
Fatonah menambahkan, selain dari media sosial, pihaknya mengetahui SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo dari teman asal Salatiga yang pernah melakukan studi tiru di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo.
”Karena teman saya dari Salatiga pernah studi banding ke sekolah ini, saya jadi penasaran terus saya cari di Instagram,” kata dia.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Sri Sayekti mengucapkan terima kasih atas kunjungan tersebut. Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan mengenai Sekolah Penggerak.
Menurut Sayekti, Sekolah Penggerak merupakan suatu upaya dalam mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
"Program Sekolah Penggerak berfokus kepada pengembangan hasil belajar siswa secara menyeluruh yang mencakup kompetensi literasi dan numerasi, dan karakter, diawali dengan SDM unggul, baik kepala sekolah maupun guru," kata dia.
Program itu, lanjut Sayekti, akan mengakselerasi sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju, secara bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.
Dia menambahkan, Sekolah Penggerak memberdayakan sekolah-sekolah lainnya, dengan sejumlah kemampuan yang tidak dimiliki oleh sekolah-sekolah non-penggerak. Sekolah Penggerak memahami proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan kemampuan para guru dalam mengajar.
“Sekolah Penggerak memiliki para guru yang berpihak pada anak dan mengajar sesuai tahap perkembangan siswa. Sekolah Penggerak berpotensi memunculkan para siswa yang senang belajar, berakhlak mulia, kritis, kreatif, serta kolaboratif atau gotong-royong,” beber dia.
Sekolah Penggerak, lanjut dia, juga memiliki pendukung dan penyokong dari segenap orang tua, tokoh, serta organisasi masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas belajar siswa. (K. Setia Widodo/*)