logo

Kampus

UGM Hadirkan Program Dekarbonisasi dengan Mikroalga di Industri Semen

UGM Hadirkan Program Dekarbonisasi dengan Mikroalga di Industri Semen
UGM Hadirkan Program Dekarbonisasi dengan Mikroalga di Industri Semen (UGM)
Setyono, Kampus20 Oktober, 2022 15:40 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan program dekarbonisasi atau penyerapan karbondioksida (Co2) dengan mikroalga di lingkungan industri semen.

Program dekarbonisasi ini pertama kali diresmikan di kawasan industri milik PT. Solusi Bangun Indonesia di Cilacap yang memproduksi semen.

Direktur Center of Excellence for Microalgae Biorefinery, Pusat Studi Energi UGM Arief Budiman menjelaskan penggunaan mikroalga ini di dunia industri ini merupakan terobosan bagus, khususnya industri semen, dalam proses menyerap CO2 (karbondioksida) di lingkungan operasional perusahaan dan area publik.

Penggunaan mikroalga ini, sesuai dengan kemampuannya melakukan fotosintesis dengan menyerap CO2 dan menghasilkan Oksigen. Fotosintesis mikroalga ini menjadi salah satu penyumbang oksigen di dunia," katanya, Kamis (20/10/2022).

Dalam program dekarbonisasi ini UGM dan SBI mengembangkan inovasi sistem kultivasi kolam terbuka dengan menggunakan sistem bubbling. Kelebihan sistem ini adalah banyak CO2 yang terserap oleh mikroalga.

Dengan begitu maka dengan scale-up kapasitas kultivasi menjadi 100.000 liter yang dibangun di kompleks pabrik semen ini diharapkan akan banyak CO2 yang terserap.

"SBI telah mengembangkan dan membudidayakan mikroalga sejak 2021. Awalnya dengan kapasitas 15.000 liter di lahan infrastruktur atau rumah mikro alga seluas 180 meter persegi dan terus dikembangkan di lahan seluas 252 meter persegi," lanjut Arief.

Saat ini UGM dan BSI tengah menjajaki kerjasama untuk perluasan atau penambahan rumah mikroalga yang ketiga. Kerjasama ditandai dengan penyerahan dan penaburan bibit mikroalga.

SVP of Sustainable Office SBI Oepoyo Prakoso, mengatakan hadirnya budi daya pengembangan mikroalga adalah langkah nyata dalam mengurangi emisi CO2 sesuai dengan visi strategi sustainable development 2030. Dimana perusahaannya menargetkan mengurangi emisi CO2 dari proses produksi sebesar 29 persen dibandingkan emisi di 2010.

"Mikroalga adalah jasad renik yang termasuk tumbuhan bersel tunggal dan berkembang biak sangat cepat dengan daur hidup relatif pendek. Mikroalga berdasarkan kandungan dan fungsinya dapat juga digunakan sebagai bahan baku kosmetik dengan diversifikasi berdasarkan bio mekanismenya," jelasnya.

Dengan demikian, perusahaan berencana mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan industri untuk pengembangan mikroalga sebagai bahan baku kosmetik di masa depan.

Read Next