Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan saat ini kendala utama pengembangan riset Indonesia terkendala pada dominasi lembaga pemerintah.
"Aktivitas riset masih didominasi lembaga pemerintah menjadi persoalan riset di tanah air. Dominasi terjadi di 74 kementerian atau lembaga," kata Laksana dalam rilis yang dilansir Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa (22/2/2022).
Karenanya, Laksana menyebut integrasi berbagai lembaga ini dalam BRIN menjadi integrasi sumber daya riset yang meliputi SDM, infrastruktur, anggaran dan inovasi.
"Jadi bukan bukan integrasi kelembagaan," ujarnya.
Menurutnya, untuk memperkuat aktivitas riset dan inovasi di Indonesia BRIN telah menyusun strategi regulasi, open platform, serta mobilitas riset. Termasuk UGM, diharapkan dapat memperkuat riset dan inovasi bidang keteknikan.
Memperingati hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-76, Laksana menyampaikan tiga arah pembangunan ekosistem riset di Indonesia yakni SDM unggul sebesar 70 persen, infrastruktur riset (20 persen) dan anggaran (10 persen).
"Sumber daya manusia unggul punya porsi terbesar dalam ekosistem riset. SDM unggul ini bisa berkembang jika ada infrastruktur," tegasnya.
Baginya, meskipun anggaran memiliki porsi paling kecil, anggaran berfungsi sebagai enabler utama. Riset tidak bisa mulai tanpa ada anggaran. Namun, secara umum yang paling utama memiliki kontribusi terbesar sebagai input untuk melakukan aktivitas riset dan inovasi adalah SDM unggul.
"Kita harus fokus pada pengembangan SDM unggul, termasuk di bidang keteknikan," ungkapnya.