Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, DEPOK -- Mengusung presentasi berjudul “Membangun Kampus yang Unggul, Sejahtera dan Bermartabat”, Semiarto Aji Purwanto terpilih sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) periode 2021 – 2025.
Dipaparkan pria yang akrab disapa Aji ini, dalam membawa nama Indonesia yang majemuk, selayaknya FISIP UI harus mengedepankan citra kampus yang nasionalis, moderat, toleran, dan inklusif.
“Gagasan tersebut dapat dicapai bila kita bekerja keras mewujudkannya, antara lain dengan mentransformasi UI -yang merupakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum- menjadi lebih berorientasi Entrepreneurial University. Oleh karena itu, menuntut kita untuk lebih banyak melakukan networking, berwawasan internasional, dan menunjukkan riset ke arah konsumen (industri),” ujar Aji dalam siaran pers yang dikirimkan kepada redaksi eduwara.com, Selasa (16/11/2021).
Dipaparkan pria yang juga Guru Besar UI ini, kondisi UI yang unggul di tingkat Nasional berdasarkan versi Times Higher Education World University Ranking, namun di Asia Tenggara peringkat UI masih jauh dari 10 besar. Ranking tersebut ditentukan oleh sitasi dan publikasi yang merupakan kelemahan, yang disebabkan dalam hal kualitas dan kuantitas dosen.
Dikatakan Aji, FISIP UI didukung oleh infrastruktur perkuliahan, sarana, dan prasarana yang bagus yaitu gedung kuliah yang mencukupi dan ada beberapa ruang belum maksimal digunakan. Aji juga akan menaikkan income non-BP sebesar 40 persen selama empat tahun kepemimpinannya nanti.
Semua program tersebut, lanjut Aji, merupakan turunan dari visi dan misi UI yang dia coba pahami dan berusaha menyelaraskan untuk menjadikan diri sebagai center of excellent di Asia Tenggara, sekaligus menjadi universitas yang lebih mandiri yaitu sebagai Entrepreneurial University.
Aji mengatakan akan mengidentifikasi dan menciptakan peluang dari pendanaan kolaborasi dengan Industri. Produk pengetahuan merupakan program utama Aji untuk FISIP UI.
“FISIP UI memiliki sumber daya manusia yaitu dosen, peneliti, dan mahasiswa yang berkualitas dalam melakukan riset sosial. Riset menuju user utama yaitu industri dan instansi-instansi lembaga negara terkait,” tutur Aji.
Tiga Situasi
Lebih lanjut, Aji memaparkan ada tiga situasi ke depan yang membuat riset sosial politik akan sangat diperlukan. Pertama, suksesi kepemimpinan nasional, yaitu Pemilu 2024, kampanye politik calon presiden, calon gubernur, calon legislatif yang memerlukan data dan analisis sosial politik.
“Ini merupakan peluang pasar yang amat terbuka. Saya akan mendorong rekan-rekan FISIP UI agar lebih agresif mengambil peluang itu antara lain dengan membuat kluster sesuai dengan masing-masing tema,” tutur Aji.
Hal yang kedua adalah situasi pasca-pandemi harus diantisipasi dengan perubahan perilaku, dimana Aji akan aktif menawarkan kerja sama riset dengan Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, maupun lembaga riset di luar UI untuk sinergi melakukan riset yang orientasinya medis namun berperspektif dengan sosial budaya.
“Untuk yang ketiga adalah kita telah mengalami dunia Digital Economy yang semakin dekat dengan keseharian kehidupan kita. E-commerce, entertainment, dan moda pemerintahan didorong untuk menggunakan internet,” ujar Aji.
Dikatakan Aji, selain untuk mendekatkan kesenjangan digital, riset terkait sosial budaya juga diperlukan untuk membuat konten. Kondisi ini merupakan peluang bagus untuk menjadi content creator, suatu profesi baru dan juga untuk mengembangkan start up.
Dari program utama yang diajukannya, yaitu produk pengetahuan, hasilnya adalah produk inovatif berupa paten (Hak atas Kekayaan Intelektual atau HaKI), policy brief, joint venture, start up, dan curriculum training. Semua produk tersebut, menurut Aji harus diawali sikap dengan mau berkolaborasi dengan ilmu dan fakultas lain di dalam dan di luar FISIP dan di luar UI.
Semiarto Aji Purwanto adalah Guru Besar Antropologi FISIP UI. Saat ini, dia menjabat sebagai Ketua Program Pascasarjana Antropologi. Aji meraih gelar doktor bidang antropologi dari UI pada tahun 2010, penelitian dan minatnya meliputi studi lingkungan (kehutanan, pertambangan, pertanian), etnisitas, kesehatan, dan penggunaan teknologi informasi.
Selain itu, Aji banyak berperan sebagai fasilitator dalam proses advokasi atau perencanaan program pengelolaan berbasis masyarakat dan juga kajian dampak sosial. Ia menerima beberapa penghargaan dan beasiswa, antara lain dari Nippon Fondation untuk penelitian satu tahun tentang pertanian perkotaan di Filipina, 2008-2009, ASEAN fellowship di National University of Singapore 2007, dan Australian Leadership Award di Monash University, Melbourne, Australia 2012, dan terakhir, tahun 2020, Taiwan Fellowship untuk riset mengenai cultural policy di Taiwan. Bhakti