logo

Gagasan

Studi Terbaru, Pengobatan Tradisional Jawa Terapkan Kesehatan Modern

09 Maret, 2023 21:50 WIB
Studi Terbaru, Pengobatan Tradisional Jawa Terapkan Kesehatan Modern
Seminar bertajuk 'Supranatural Healing in Post-Pandemic Times: Javanese Praktitioners Repositioning', digelar di Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (9/3/2023). Hadir sebagai narasumber dosen University of Freiburg, Jerman, Judith Schlehe. (EDUWARA/Dok. UGM)

Eduwara.com, JOGJA – Sebuah studi yang dilakukan dosen University of Freiburg, Jerman, Judith Schlehe mendapati konsep pengobatan tradisional khususnya di Jawa selama pandemi Covid-19 berfokus pada metodologi kesehatan modern.

Judith memaparkan temuan ini dalam seminar bertajuk 'Supranatural Healing in Post-Pandemic Times: Javanese Praktitioners Repositioning', yang digelar di Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (9/3/2023).

Seminar yang diselenggarakan bekerja sama dengan Magister Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan (MDIK) UGM fokus membahas tuntas isu eksistensi pengobatan tradisional di era modern.

Pada awal paparannya, Judith mengemukakan alasannya tertarik terhadap berbagai budaya di Indonesia, terutama aspek spiritual yang tumbuh di antara kepercayaan dan agama masyarakat.

"Selama 30 tahun kami melakukan penelitian terhadap budaya dan tradisi di Indonesia, saya kira inilah yang paling menarik, eksistensi supernatural, supranatural, dan paranormal," ungkap Judith.

Dalam penelitian yang dilakukannya, Judith menyatakan telah menemukan jawaban atas pertanyaan besar mengenai praktik paranormal dan pengobatan alternatif memposisikan diri di antara aspek agama, sosial, politik dan ekonomi di era post-pandemi kontemporer Jawa.

Menurutnya, dewasa ini budaya Jawa masih banyak ditemui dan dipercaya sebagian besar masyarakat. Hal terbaru yang ditemui di lapangan, kata Judith, telah banyak terjadi perubahan berupa modernisasi dan akulturasi dengan budaya barat.

"Berbeda dengan Srilanka, pengobatan tradisional dan spiritual di sini berubah menjadi lebih sistematis. Ketika 10 tahun lalu, kita masih menemukan iklan-iklan dan praktik spiritual yang muncul di televisi. Hal ini jauh berbeda dengan kondisi saat ini, di mana praktik spiritual tidak lagi menjadi peran utama yang dirujuk oleh masyarakat," tuturnya.

Unsur Logika

Judith mengungkapkan, saat pademi Covid-19 melanda, dirinya berekspektasi akan menemukan aspek spiritual yang dikemukakan media atau bahkan menjadi bahan perbincangan.

Tapi ternyata tidak, ia justru menemukan bahwa Indonesia telah benar-benar menjadi negara yang berfokus pada langkah-langkah modern. Meskipun begitu, kios-kios pengobatan spiritual tetap banyak ditemukan di desa-desa.

"Saat ini, pengobatan tradisional dan spiritual di Indonesia mengadopsi sistem barat yang menekankan unsur logika. Tentunya hal ini dilakukan karena masyarakat tidak lagi percaya dengan mitos dan takhayul untuk melakukan pengobatan. Bahkan banyak yang percaya bahwa praktik-praktik tersebut adalah penipuan," kata Judith.

Perbedaan besar antara sistem pengobatan tradisional 10 tahun lalu telah mengubah berbagai hal, termasuk alat-alat yang mereka pakai.

"Mereka tidak lagi mencari eksistensinya, tapi mereka memposisikan diri sebagai penyedia pengobatan yang lebih murah dari pengobatan medis. Padahal seharusnya, mereka bisa bertahan bukan karena hal itu, tapi karena memang ini adalah budaya dan ciri khas masyarakat Indonesia yang harus dipertahankan," tambah Judith.

Read Next