Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO – Bulan Ramadan menjadi momentum bagi satuan pendidikan untuk menggelar kegiatan positif yang melibatkan siswa-siswanya. Begitu pula yang dilakukan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 7 Solo yang mengadakan Pesantren Ramadan pada Jumat-Sabtu (22-23/4/2022) lalu.
Wakil Kepala Bidang Humas SMP Muhammadiyah 7 Solo Sri Mulyono mengatakan kegiatan Pesantren Ramadan diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII karena jumlahnya paling banyak.
"Diikuti 127 siswa kelas VIII, karena biasanya diambil dari kelas yang paling banyak siswanya. Kelas IX, tahun lalu sudah ikut dan sekarang juga hampir lulus. Untuk kelas VII diikutkan ketika penutupan yakni buka bersama," kata dia ketika diwawancarai Eduwara.com, Kamis (28/4/2022).
Selama dua hari, sambung dia, siswa diajak bertadarus Alquran, pembiasaan-pembiasaan perilaku sehari-hari seperti tertib aturan makan dan minum, dan tentunya melaksanakan salat wajib dan tarawih. Sekitar pukul 02.30 WIB terdapat qiyamul lail dan motivasi bagi siswa dilanjutkan sahur dan ibadah salat subuh.
Pesantren Kilat SMP Muhammadiyah 7 Solo ditutup dengan pengajian memperingati Nuzululquran dan kegiatan buka bersama. Kegiatan tersebut diikuti seluruh masyarakat sekolah itu, baik dari guru, karyawan, dan siswa kelas VII—IX.
Menurut Mulyono, kegiatan itu bertujuan meningkatkan kedisiplinan, kemandirian, dan kejujuran siswa. "Bagaimana cara hidup mandiri untuk persiapan nantinya jika jauh dengan orang tua. Setelah Pesantren Ramadan, siswa juga akan terbiasa salat tepat waktu dan mengaji," jelas dia.
Mulyono mengaku bangga kepada seluruh siswa. Hal itu dikarenakan tidak ada satu pun yang izin dan sampai hari kedua para siswa masih semangat mengikuti Pesantren Ramadan. Menurut dia, orang tua siswa juga bahagia dengan dilaksanakannya kegiatan itu, sebab mendidik kedisiplinan dan kemandirian mereka.
Ketika pengajian Nuzululquran, terdapat kegiatan tambahan yakni penyerahan zakat. Zakat tersebut menyasar kepada siswa-siswa yang kurang mampu.
"Setiap kelas dililih 10 siswa untuk diberi zakat. Sedangkan pengumpulan zakat berasal dari siswa yang lain, karena diwajibkan membawa beras 3 kg atau uang," jelas dia.
Penyerahan zakat itu, tambahnya, mengajarkan kepada seluruh siswa agar peka terhadap kondisi sosial lingkungannya. Mengetahui jika ada teman-temannya yang sedikit kurang mampu kemudian diberi bantuan semampu mereka. (K. Setia Widodo)