Sains
16 September, 2022 02:15 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mampu menyelesaikan penelitiannya tentang mikroalga untuk menghasilkan minyak goreng (migor). Inovasi ini diharapkan mampu menjawab permasalahan ketersediaan migor di masa depan.
Karya inovasi ini dihasilkan lima mahasiswa UGM yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE). Mereka terdiri dari tiga mahasiswa Fakultas Biologi yaitu Jody Ashrib Satriayudistira, Fikri Ramadhan Lathief Al Umami dan dua mahasiswa Fakultas Teknik Kimia, yaitu Anindya Destifany Salsabila dan Mohammad Yuzer Irosoneri.
"Hasil riset pemanfaatan mikroalga menjadi migor ini kami namakan Chlorella Healthy Frying Oil atau Choil," kata Jody, Kamis (15/9/2022).
Mengerjakan riset di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM dan Laboratorium Proses Pemisahan Departemen Teknik Kimia UGM, Jody mengatakan alasan pemilihan mikroalga sebagai bahan alternatif migor karena tanaman ini memiliki keunggulan dibandingkan bahan dasar migor lainnya.
"Mikroalga memiliki laju fotosintesis yang lebih cepat sehingga waktu panennya lebih singkat, mampu menyerap lebih banyak karbondioksida di udara, tidak memakan banyak lahan, dan kaya akan zat gizi," katanya.
Sebagai bahan baku utama, tim memanfaatkan varietas mikroalga Chlorella Vulgaris untuk diambil lipidnya. Pada umumnya mikroalga ini dimanfaatkan sebagai bahan baku biofuel.
Pada sejumlah penelitian disebutkan mikroalga mengandung banyak zat gizi asam lemak esensial seperti palmitic acid, myristic acid, linoleic acid, eicosatrienoic acid, erucic acid, nervonic acid, dan oleic acid.
"Selain itu juga mengandung karbohidrat, protein, klorofil a dan b, serta antioksidan berupa karotenoid," ucapnya.
Menambahi keterangan, Fikri Ramadhan mengatakan Chlorella Vulgaris juga memiliki potensi digunakan sebagai bahan alternatif pengganti kelapa sawit dalam pembuatan minyak goreng.
Secara umum, mikroalga dikenal dapat menghasilkan minyak paling banyak dengan luas lahan lebih sedikit dibandingkan tanaman terestrial yang dikenal saat ini. Proses ekstraksinya mudah untuk dilaksanakan, dengan kualitas minyak yang cukup baik menyamai kualitas minyak goreng yang umum ada di pasaran.
"Ini sesuai fakta, mikroalga memang mengandung kandungan lemak dalam jumlah banyak sehingga menjadikan produk ini ekonomis," katanya.
Jika dikembangkan, migor berbahan mikroalga ke depan akan menjadi alternatif dan ramah lingkungan. Migor mikroalga kaya akan zat gizi sehingga mampu meningkatkan kesehatan masyarakat.
Bagikan
Sains
setahun yang lalu