logo

Kampus

Tes Masuk PTN Diubah, ISI Berpeluang Peroleh Mahasiswa Dari Multi Ilmu

Tes Masuk PTN Diubah, ISI Berpeluang Peroleh Mahasiswa Dari Multi Ilmu
Mahasiswa baru Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta bergotong royong membangun Istana Seni dari bambu saat pengenalan kampus, Agustus lalu. Perubahan tes masuk PTN memberi kesempatan ISI Yogyakarta mendapatkan mahasiswa lintas disiplin ilmu. (Eduwara/Setyono )
Setyono, Kampus09 September, 2022 13:35 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menyambut baik perubahan skema seleksi masuk perguruan tinggi negeri karena memberi peluang bagi calon mahasiswa untuk lintas disiplin ilmu.

Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Mukhamad Agus Burhan menegaskan perubahan skema tes masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah dambaan pihaknya karena memberi banyak keuntungan. Lewat Tes Kemampuan Skolastik (TKS), ISI berkesempatan mendapatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu.

Dihubungi pada Jumat (9/9/2022), Burhan mengatakan sebenarnya perubahan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada dasarnya sama, hanya berganti nama.

“Kalau dulu bernama Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), sekarang diganti menjadi Tes Prestasi. Bagi kami, perguruan tinggi seni, juga ilmu olahraga, kami diberi kesempatan menjaring calon mahasiswa menggunakan portofolio. Selain aturan nilai raport yang sudah ditetapkan,” kata Burhan.

Terkait dengan besaran persentase nilai raport maupun penilaian portofolio, Burhan mengatakan pihaknya akan mengacu pada aturan pemerintah. Penggunaan portofolio dalam tes masuk ISI juga digunakan dalam penerimaan mahasiswa sebelum-sebelumnya.

Kemudian pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Burhan menyatakan perubahan yang paling mendasar adalah dalam hal soal-soal yang diteskan.

“Jika kemarin, di Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) SBMPTN soal yang diajukan sesuai dengan mata pelajaran seperti IPA, IPS, Bahasa maupun Soshum, atau mendukung prodi yang diambil. Dinamakan Tes Kompetensi Akademik (TKA),” jelasnya.

Maka di UTBK kedepan tes yang diberikan kepada calon mahasiswa adalah Tes Kompetensi Skolastik (TKS). Tes-tes yang berfokus pada penalaran dan berlogika dalam literasi, numerasi dan pemahaman teks.

Nantinya jika lulus UTBK TKS ini, calon mahasiswa di perguruan tinggi seni dan ilmu olahraga juga dipersyaratkan untuk memenuhi penilaian portofolio yang wajib dilampirkan.

“Artinya ujian TKS ini adalah karcis masuk ke tahap seleksi selanjutnya. Kami tetap memakai portofolio sebagai alat penyaringnya, sehingga bisa tahu seberapa besar kemampuan seni atau kemampuan olahraganya,” ungkapnya.

Dengan perubahan ini UTBK yang bersifat umum-, Burhan mengatakan perguruan tinggi seni maupun ilmu olahraga nantinya akan mendapatkan calon mahasiswa lebih luas karena bisa berasal dari semua penjurusan di sekolah menengah.

“Dulunya kami hanya memperoleh calon mahasiswa dari IPS dan Soshum pada bidang seni tertentu. Dengan ini kami akan bisa mendapatkan mahasiswa dari jurusan apapun, bahkan untuk prodi desain grafis. Ini seperti yang sudah lama kami dambakan,” papar Burhan.

Adapun, untuk jalur mandiri, Burhan mengatakan kuota calon mahasiswa masih tetap yaitu 30 persen. Ini karena ISI Yogyakarta masih berstatus PTN Satuan Kerja (Satker), bukan PTN Badan Hukum (BH), sehingga publikasi mengenai kuota penerimaan jalur mandiri tidak akan memberatkan.

Ia juga menegaskan keuntungan lainnya dari perubahan ini adalah penilaian portofolio yang sebelum-sebelumnya dilakukan di Jakarta oleh dosen ISI Yogyakarta. Ke depan penilaian ini bisa dilakukan oleh dosen ISI Yogyakarta di tempat.

"Pada tes mandiri nanti, kami kemungkinan menyelenggarakan secara campuran. Dimana bagi calon mahasiswa yang jauh diberi kesempatan mengirimkan portofolio, sedangkan yang memungkin datang bisa langsung kami nilai. Semua sama nilainya,” tutup Burhan.

Read Next