EduBocil
19 Mei, 2022 22:24 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JAKARTA – Kunci untuk mengerjakan soal berjenis Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan literasi atau kemampuan memahami bacaan atau pertanyaan dengan baik.
Hal tersebut disampaikan Praktisi Pendidikan Sekolah Samaria, Debbie Khumara dalam Indonesia Edu Webinars yang diselenggarakan Refo Indonesia bertajuk Kecakapan Literasi dalam Menyelesaikan Soal HOTS, Kamis (19/5/2022) melalui siaran langsung YouTube REFO Indonesia.
Hal ini, menurut Debbie, karena soal berjenis HOTS merupakan tingkatan soal yang memerlukan analisa dan evaluasi yang lebih daripada tingkatan soal lainnya. Dalam hal ini, peserta didik membutuhkan keterampilan analisa, evaluasi, hingga mencipta. Keterampilan tersebut membutuhkan kemampuan kunci yakni kemampuan literasi.
Salah satu penyebab munculnya soal-soal berjenis HOTS, lanjut Debbie, karena rendahnya hasil tes Programme for International Student Assessment (PISA) di Indonesia.
"Supaya anak-anak kita berlatih mengerjakan soal HOTS, perlu kunci dalam mengerjakannya yaitu memahami bacaan dengan baik. Jadi bukan perihal sudah menjawab maupun benar salah dari jawaban, namun seberapa paham siswa terhadap bacaan atau pertanyaannya," paparnya.
Memahami bacaan dengan baik, maksudnya adalah membaca satu atau beberapa teks kemudian mengintegrasikannya. Karena itu perlu kecakapan individu untuk melakukan berbagai proses kognitif.
Tiga Kategori
Debbie menambahkan, proses kognitif dilakukan secara bertingkat serta tidak sekadar mengingat. Proses kognitif ini terbagi atas tiga kategori yaitu mencari informasi, memahami bacaan, evaluasi dan refleksi.
Mencari informasi berarti siswa bisa mengakses dan mengambil informasi dalam teks. Hal tersebut karena biasanya kalimat soal-soal HOTS yang panjang atau berbentuk cerita sehingga perlu membaca ulang ketika menjawab soal tersebut.
"Jadi kemampuan yang perlu dilatih adalah bagaimana siswa mencari informasi dalam teks untuk menemukan jawaban. Selanjutnya mencari dan memilih teks yang relevan," kata dia.
Setelah mencari informasi, maka pemahaman yang perlu dibutuhkan. Artinya, siswa paham mengenai makna literal dari kalimat atau bacaan pendek. Selain itu, bisa mengintegrasikan dan membuat inferensi atau kesimpulan dari berbagai sumber baik dari bacaan maupun pengalaman, pengetahuan, atau sumber-sumber lain yang pernah dibaca.
Kemudian evaluasi dan refleksi. Maksudnya menilai kualitas dan kredibilitas informasi yang didapatkan dari teks benar-benar valid, terkini, tidak bias, akurat, dan dapat dipercaya.
Adapun refleksi, berupa penentuan bagaimana cara penulis mengungkapkan tujuan dari sudut pandangnya. Ditambah deteksi untuk menentukan apakah teks tersebut menguatkan atau bertentangan satu sama lain.
"Kecakapan-kecakapan literasi ini yang harus kita miliki dan harus diajarkan juga kepada anak-anak. Sebenarnya, kecakapan tersebut tidak hanya untuk menjawab soal, tetapi juga harus menjadi bagian dari hidup kita," pungkas dia. (K. Setia Widodo)
Bagikan
EduBocil
2 hari yang lalu