Dosen Ilmu Komunikasi UMY Peroleh Sertifikasi Profesi

31 Mei, 2023 20:10 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

31052023-UMY dosen komunikasi peroleh sertifikasi.png
Sebanyak lima belas dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memperoleh sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di bidang Skema Media Relations Officer dan Penulisan Naskah Televisi. (EDUWARA/Dok. UMY)

Eduwara.com, JOGJA – Sebanyak lima belas dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memperoleh sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di bidang Skema Media Relations Officer dan Penulisan Naskah Televisi.

Wakil Rektor Bidang Akademik UMY Sukamta mengatakan sertifikasi ini diperoleh setelah lima belas dosen tersebut menempuh ujian sertifikasi yang dilaksanakan April lalu.

"Dengan adanya sertifikasi kompetensi, maka ada pengakuan terhadap keahlian di bidang profesional. Apalagi dengan adanya MBKM maka sertifikasi kompetensi menjadi semakin penting," jelas Sukamta, Rabu (31/5/2023).

Sertifikat kompetensi dari BNSP adalah pengakuan terhadap kompetensi. Ini karena BNSP merupakan lembaga independen yang dibentuk pemerintah, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja di semua bidang profesi.

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pasal 18, dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

"Dengan sertifikasi ini, dosen Ilmu Komunikasi UMY semakin kompeten dalam perkuliahan karena telah terstandarisasi kompetensinya sesuai skema masing-masing," lanjutnya.

Keuangan Syariah

Di bidang lain, untuk memberikan pemahaman tentang sistem dan tata kelola keuangan syariah tim pengabdian dosen UMY pun memberikan edukasi kepada masyarakat Desa Tamantirto, Kasihan, Bantul.

Ketua Tim Pengabdian, Syarif As'ad mengatakan pelatihan ini diberikan kepada jamaah dengan latar belakang pendidikan, usia, pendapatan, dan budaya yang beragam yang bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap sistem keuangan syariah.

"Sehingga diperlukan pendekatan strategis dalam memberikan pengetahuan tentang keuangan syariah," ucapnya.

Tim menggunakan pendekatan blended learning, media modern, desain menarik, dan struktur yang terorganisir guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan keuangan sesuai prinsip syariah dengan langkah-langkah yang berkelanjutan.

"Karena jamaah itu kadang usianya sudah 30 sampai 50 tahun ke atas, kalau mereka diberikan ceramah tentang keuangan tidak bisa hanya sekali, tapi bisa berkali-kali. Misalkan saja dengan diberikan materi ceramah dari YouTube, mereka bisa mendengarkannya kembali di rumah," tambahnya.

Syarif berharap melalui pengabdian ini, peserta dapat memperoleh pengetahuan yang berkelanjutan dan mempraktikkan pengelolaan keuangan dengan bijak sesuai dengan nilai-nilai syariah.