Sekolah Kita
05 April, 2022 14:41 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JAKARTA –Pembelajaran pascapandemi Covid-19 membangun momentum untuk gotong royong mengeksplorasi konten literasi yang lebih beragam, seiring dengan berkembangnya pola pembelajaran hibrida.
Demikianlah catatan penting yang disampaikan Ketua Umum Perkumpulan Literasi Indonesia, Wien Muldian dalam webinar yang diselengarakan Direktorat Sekolah Dasar bertajuk Semangat Literasi Masyarakat: Inspirasi dan Kreasi, Selasa (5/4/202)..
Wien menegaskan untuk menerjemahkan inspirasi dan kreasi yang melibatkan ekosistem publik diperlukan pemahaman kembali mengenai sumber belajar.
“Dalam konteks gerakan literasi, yang namanya sumber belajar tidak hanya pada buku. Apalagi saat pandemi seperti sekarang kita belajar dari banyak sumber bacaan. Misalnya dari konten Youtube, pembelajaran audio visual, pembelajaran yang bersifat story telling, dan sebagainya,” kata dia.
Ke depannya, tambah Wien, sumber belajar akan multi moda dan beragam, dimana antar sumber belajar itu akan saling melengkapi. Kemudian program literasi juga harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, sekolah dan keluarga juga harus dikembangkan.
“Terlebih lagi saat era baru yang harus menguatkan pembelajaran kolaboratif dan individual. Bukan hanya berbicara tatap maya dan tatap muka, namun dampak yang jelas dari Merdeka Belajar dan konsepsi gotong royong,” tegasnya.
Menurutnya, dalam konteks literasi, yang dikembangkan bukan hanya kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara, melainkan juga konteks membaca yang tidak hanya mencari informasi dan hiburan.
“Jadi kita menegaskan, membaca dalam konteks literasi mulai masuk ke komparasi atau membandingkan satu informasi dengan informasi maupun pengetahuan lainnya dengan sumber yang beragam. Misalnya mencari satu topik dari buku bacaan dibandingkan dengan ceramah yang kita ikuti secar online, kemudian dibandingkan dengan konten Youtube dan beragam bacaan infografis maupun videografis,” jelas dia.
Pengetahuan hari ini, sambung Wien, seluruh sumber belajar yang digunakan otomatis akan dibandingkan, sehingga pembaca bisa mengeksplorasi sumber itu.
Harapannya, gerakan literasi hari ini tidak hanya berurusan dengan minat, kebiasaan, kemampuan, dan budaya baca, tetapi masuk kepada konsep daya baca. Konsep tersebut erat kaitannya dengan daya literasi yaitu kemampuan mengakses, memahami, mengelola, dan menggunakan pengetahuan dan informasi yang dipilih secara cerdas.
“Daya baca dan daya literasi merupakan sebuah kesatuan yang mejadi bagian penting dalam proses pembelajaran ke depan,” tegas dia. (K. Setia Widodo)
Bagikan