Fleksibilitas Jadi Salah Satu Karakter Utama Kurikulum 2022

24 Desember, 2021 07:38 WIB

Penulis:Bunga NurSY

Editor:Bunga NurSY

kps.jfif
Kegiatan Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran di Sekolah Nasional KPS di Balikpapan. (Kemendikbudristek)

Eduwara.com, BALIKPAPAN—Pengembangan karakter, fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas merupakan tiga kata kunci dalam perancangan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum 2022.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) Anindito Aditomo menjelaskan bahwa Kurikulum Prototipe bertujuan untuk memberi ruang yang lebih luas bagi pengembangan karakter dan kompetensi dasar siswa, seperti literasi dan numerasi.

“Sekolah akan diberikan waktu yang cukup untuk mempelajari konsep Kurikulum Prototipe sebelum menyatakan minat untuk menerapkannya. Kemendikbudristek juga akan memfasilitasi kepala sekolah dan guru mengikuti pelatihan agar bisa menerapkan Kurikulum Prototipe sesuai kemampuan dan konteksnya,” katanya dalam kegiatan Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran di Sekolah Nasional KPS di Balikpapan, seperti dikutip dari situs resmi Kemendikbudristek pada Kamis (23/12/2021).

Anindito kemudian membeberkan tiga karakteristik utama Kurikulum Prototipe yang dinilai dapat mendukung pemulihan pembelajaran. 

Pertama, pengembangan kemampuan non-teknis (soft skills) dan karakter mendapat porsi khusus melalui pembelajaran berbasis proyek.

Kedua, Kurikulum Prototipe berfokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

"Ketiga, fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal," jelas Anindito.

Perancangan kurikulum sekolah pun dapat diatur dengan lebih fleksibel. Dalam Kurikulum Prototipe, lanjut Anindito, tujuan belajar ditetapkan per fase, yakni dua hingga tiga tahun, untuk memberi fleksibilitas bagi guru dan sekolah. 

Selain itu, jam pelajaran ditetapkan per tahun agar sekolah dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum dan pembelajarannya.

Untuk mendukung penerapan Kurikulum Prototipe, Widyaprada Ahli Madya Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP Kaltim) Kalimantan Timur Rita Zahra menyampaikan, LPMP Kaltim akan menyediakan pelatihan mandiri dalam berbagai level kompleksitas yang dapat diikuti oleh satuan pendidikan.

Jenis pelatihan tersebut yaitu pelatihan kompleksitas sederhana dengan mengikuti contoh yang sudah disediakan, pelatihan kompleksitas dasar yang berfokus pada modifikasi, pelatihan kompleksitas sedang dengan pengembangan yang melibatkan warga sekolah secara terbatas, serta pelatihan dengan kompleksitas tinggi dengan pengembangan yang melibatkan warga sekolah secara luas.

Kegiatan Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran dihadiri oleh para pemangku kepentingan pendidikan di Kota Balikpapan, antara lain perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur, LPMP, kepala kantor wilayah Kementerian Agama, rektor perguruan tinggi, Persatuan Guru Republik Indonesia, Ikatan Guru Indonesia, dewan pendidikan, kepala sekolah, serta Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Sekolah Penggerak.