Gandeng Telkom University, Google Indonesia Hadirkan Beasiswa

22 Maret, 2022 18:17 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

22032022-Beasiswa Google.png
Country Director Google Indonesia Rendy Jusuf, Selasa (22/3/2022), mengatakan tingginya pertumbuhan pengguna internet di Indonesia terhambat dengan minimnya ketersediaan SDM talenta digital. Google menjadikan Telkom University sebagai penerima pertama program 'Google Career Certificates'. (EDUWARA/Setyono)

Eduwara.com, JOGJA – Google Indonesia resmi menjadikan Telkom University sebagai penerima pertama program beasiswa 'Google Career Certificates' yang menyasar 2.000 peserta. Beasiswa ini diharapkan mampu mengurangi kesenjangan ketersediaan SDM talenta digital di Indonesia yang pertahunnya mencapai 600 ribu.

Diluncurkan secara online, Selasa (22/3/2022) siang, Country Director Google Indonesia Rendy Jusuf mengatakan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat drastis. Tahun lalu dengan pertumbuhan sebanyak 27 juta orang, maka total pengguna internet mencapai 220 juta orang.

"Selain belajar, mereka juga mencari hiburan. Hambatan yang terjadi di Indonesia, khususnya pada ketrampilan digital, adalah minimnya ketersediaan SDM yang memiliki talenta digital," katanya.

Padahal dalam membangun ekonomi digital yang inklusi dan terbuka bagi generasi muda, sekarang inilah saatnya berinvestasi. Hal ini mendorong Google Indonesia berkomitmen membuat alat, program dan membantu semua orang untuk belajar serta bertumbuh dengan teknologi digital.

Melalui program Growth with Google yang dihadirkan tahun lalu, Google menurut Rendy, membuka kesempatan global bagi pemuda Indonesia masuk dalam dunia digital. Ada lima pilar sasaran program tersebut yaitu, pemilik bisnis, mahasiswa atau pencari kerja, pengembang program (developer program), guru atau dosen, dan jurnalis.

"Program 'Google Career Certificates' kita khususkan pada mahasiswa dan dosen pengajar. Melalui pelatihan keterampilan digital seperti IT Support, Data Analytic, Project Manager dan UX Design, kami membuka kesempatan bagi mereka yang mengerti IT maupun belum sama sekali," lanjutnya.

Dalam program ini, peserta yang lolos seleksi akan mendapatkan pelatihan online yang diminati dan waktu pembelajaran bisa disesuaikan sendiri. Rendy mengatakan saat menyelesaikan pelatihan, Google akan memberikan sertifikat karir yang nanti bisa dipergunakan melamar pekerjaan.

"Telkom University menjadi yang pertama di Indonesia menerima program ini. Ada 2.000 voucher beasiswa yang bisa diraih tidak hanya oleh mahasiswa, namun dosen dan staf yang tertarik," lanjutnya.

Sebagai upaya kesinambungan program, Rendy mengatakan Google juga telah bekerjasama dengan lebih dari 40 perusahaan membentuk konsorsium untuk nantinya memberikan kesempatan bagi peserta yang telah mendapatkan sertifikat bekerja di sana.

Mengurangi Gap

Direktur Yayasan Pendidikan Telkom Sindhu Aryanto menyambut baik dan mengapresiasi program ini. Menurutnya, ini merupakan salah satu program yang ke depan akan mengurangi jarak atau gap antara dunia industri dan pendidikan.

"Tapi yang terpenting program ini memiliki kesinambungan agar gap talenta digital antar satu generasi dengan generasi sesudahnya tidak jauh jaraknya. Terpilihnya Telkom University akan menjadi contoh proyek dan kemitraan dengan kampus lain di Indonesia," kata Sindhu.

Sindhu juga meminta program ini terus diperluas tidak hanya di pulau Jawa saja namun juga menyasar mahasiswa-mahasiswa lokal yang ada di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan pulau-pulau lainnya.

"Sehingga program ini mampu menghadirkan pemerataan kemampuan generasi muda dalam bidang digital di seluruh nusantara," lanjutnya.

Managing Director of Resources Accenture Indonesia Debby Alishinta melihat dengan pesatnya perkembangan dunia dan ekonomi digital dunia, Indonesia menghadapi tantangan ketersediaan SDM talenta digital.

"Hingga lima belas tahun ke depan, Indonesia membutuhkan kehadiran 600 ribu talenta digital setiap tahun. Ini harus kita penuhi untuk mengejar ketertinggalan dengan negara-negara maju Asia lainnya," katanya.

Hingga 2025, Indonesia membutuhkan SDM yang memiliki keahlian pada 10 bidang kemampuan digital yang diklusterisasi menjadi empat bidang, yaitu pemecah masalah (problem solving), manajemen diri (selfmanajemen), kolaborasi dan kemampuan adaptasi dengan teknologi.