Sains
14 Desember, 2021 13:30 WIB
Penulis:Bunga NurSY
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, BANDUNG—Tinggal di sekitar area gunung berapi tentunya dekat juga dengan ancaman erupsi yang bisa datang sewaktu-waktu. Namun, mengapa daerah gunung berapi masih memiliki daya tarik bagi warga setempat?
Sebagai negara yang berada di kawasan Cincin Api, Indonesia rentan mengalami erupsi gunung api. Namun, di balik erupsi yang memorak-porandakan wilayah di sekitarnya, rupanya ada berkah yang akan menjadi sumber penghidupan masyarakat di masa datang.
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Mahfud Arifin menjelaskan, endapan material erupsi gunung api dalam jangka waktu tertentu akan mengalami pelapukan. Pelapukan itu akan menghasilkan tanah subur yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
“Mineral yang terkandung (dalam letusan gunung api) akan melapuk dan mengeluarkan berbagai nutrisi yang subur bagi kebutuhan tanaman,” ungkap Mahfud seperti dikutip dari situs resmi Unpad, Selasa (14/12/2021).
Proses ini dipelajari Mahfud dari fenomena erupsi Krakatau tahun 1883 lampau. Pada 1983 atau 100 tahun pasca-erupsi Krakatau terjadi, dia dan tim ahli tanah di Unpad melakukan studi mengenai struktur tanah di kawasan yang tertimbun material erupsi.
Hasilnya, erupsi Krakatau tersebut membentuk tanah subur setebal 25 sentimeter. Salah satu ciri dari tanah subur tersebut adalah berwarna hitam. Warna hitam menandakan bahwa tanah mengandung nutrisi yang dilepaskan dari hasil pelapukan mineral primer. Nutrisi berupa kalsium, magnesium, natrium, hingga kalium merupakan mineral yang sangat dibutuhkan tanaman.
Dari hasil studi tersebut, diperoleh simpulan bahwa untuk menjadikan kawasan bekas endapan material erupsi gunung api yang subur memerlukan evolusi yang cukup lama. Pembentukan tanah hitam yang subur di kawasan erupsi Krakatau setebal 25 sentimeter memerlukan waktu pelapukan hingga 100 tahun.
“Diperkirakan dalam waktu 100 tahun, daerah erupsi Gunung Semeru kemudian bisa menjadi daerah yang sangat subur, dengan tanah hitam yang tebal dan subur untuk tanaman pertanian,” kata Mahfud.
Kendati demikian, dalam jangka waktu yang pendek, endapan material erupsi gunung api juga bisa menjadi berkah. Endapan material tersebut kerap ditambang menjadi bahan bangunan.
Tidak heran jika gunung api secara sosiokultural sangat lekat dengan aktivitas manusia. Wilayah lereng gunung api acapkali padat dengan permukiman penduduk. “Walaupun sering meletus, masyarakat selalu merapat karena tanahnya subur untuk pengembangan pertanian,” ucapnya.
Bagikan
Sains
setahun yang lalu