Sekolah Kita
11 Juli, 2022 13:49 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, SOLO – Kegiatan belajar mengajar tahun ajaran 2022/2023 dimulai pada Senin (11/7/2022). Pada hari pertama tersebut, sebagian besar para siswa baru yang berada di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menegah Atas (SMA) diberi pembekalan sebelum menempuh pembelajaran.
Seperti halnya di SMP Lazuardi Kamila Global Compassionate School (GCS) yang menyelenggarakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada Senin (11/7/2022) pagi di Monumen Banjarsari, Solo. Kepala SMP Lazuardi Kamil GCS Gigih Wicaksono mengatakan kegiatan itu mengambil judul Culture On Us.
“Tahun ini kami mengangkat salah satu buday Jawa yakni wayang. Kegiatan ini kami beri judul Culture On Us. Jadi budaya kita yang wajib dilestarikan,” ujar dia ketika diwawancarai Eduwara.com di sela-sela kegiatan.
Pada acara itu, sambung dia, mengundang salah seorang dalang muda di Kota Solo yang kekinian. Di mana dalang tersebut bisa mengenalkan profesinya dan khususnya wayang dengan gaya masa kini kepada generasi Z. Hal itu bertujuan untuk para siswa mengetahui bahwa mereka mempunyai budaya yang luar biasa.
Menurut dia, media pengenalan mengenai budaya Jawa terkhusus wayang mengalami kendala. Misalnya di televise yang sudah jarang memutar pergelaran wayang. “Jadi anak-anak tidak tahu apa itu wayang. Mungkin kuno, tidak modern. Padahal wayang bisa dibawakan dengan cara-cara yang anak-anak suka,” ujar dia.
Lebih lanjut, kegiatan itu diikuti 74 siswa yang terdiri atas seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX. Gigih menjelaskan pelibatan kelas VIII dan IX dimaksudkan untuk me-refresh siswa sehingga mendapatkan semangat baru di tahun ajaran baru.
Melalui kegiatan itu, diharapkan para siswa mulai mengenal dan menyadari bahwa budaya Indonesia sangat luar biasa dan kemudian mencintainya. Siswa juga mulai dikenalkan dengan profesi dalang.
“Siapa tahu ada yang tertarik menjadi dalang dengan mengenalkan wayang dengan cara kekinian. Misalnya diunggah di Youtube atau mulai mengenalkan dengan podcast. Jadi intinya mengangkat budaya tradisional dengan cara yang kekinian,” harap dia.
Pantauan Eduwara.com, para siswa terlihat antusias mengikuti acara tersebut. Sebelum sesi materi oleh salah seorang Dalang Muda Kota Solo, Rakha Alfirdaus Hikmatyar, para siswa diarak oleh Cucuk Lampah, Ravi Guntur Hanfi terlebih dahulu dari gerbang Monumen Banjarsari menuju tengah-tengah monumen. Setelah itu, mereka dikenalkan mengenai busana adat Jawa dan diajak menari bersama.
Sementara itu, Rakha Alfirdaus mengatakan adanya kegiatan itu wayang bisa lebih dikenal oleh para siswa. “Ibaratnya ini wayang masuk sekolah, sehingga lebih dikenal oleh anak-anak generasi Z terkhusus siswa yang kehidupannya dekat dengan gadget. Jadi kita punya budaya yang harus dilestarikan,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Rakha mendalang dengan membawakan cerita Gathutkaca Lair di depan para siswa. Dia mengaku pemilihan cerita dan tokoh Gatotkaca itu tidak lepas dari game yang dimainkan para siswa yakni Mobile Legends. Di mana dalam game tersebut terdapat salah satu karakter wayang yakni Gatotkaca, sehingga ada benang merah dengan pengenalan yang dia lakukan.
“Salah satu karakter di Mobile Legend adalah tokoh wayang Gatotkaca, jadi para siswa sudah familiar. Saya juga bisa menjelaskan bagaimana tokoh wayang dalam game dengan yang ada di pewayangan. Para siswa setidaknya mengetahui mengenai wayang. Jangan sampai ada pertanyaan apa itu wayang, bahkan wayang itu budaya dari mana,” jelas dia. (K. Setia Widodo)
Bagikan