Koneksi Peneliti dan Dunia Industri Perlu Dipacu, Ditjen Vokasi Gelar Diskusi

22 November, 2021 13:36 WIB

Penulis:Bunga NurSY

Editor:Bunga NurSY

FGD.jfif
Suasana FGD bertema Membangun Ekosistem Riset Terapan Inovatif yang Sinergis dan Aplikatif sebagai Kontribusi Nyata terhadap Kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Masyarakat. (Kemendikbudristek)

Eduwara.com, SURABAYA—Kurangnya koneksi antara peneliti dengan dunia industri atau pengguna hasil penelitian masih menjadi pekerjaan rumah bagi pegiat pendidikan vokasi yang seharusnya fokus menelurkan riset terapan.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Beny Bandanadjaya.

Dalam siaran pers Kemendikbudristek pada Senin (22/11/2021), dia mengatakan, target utama penelitian terapan pendidikan tinggi vokasi adalah menghasilkan produk-produk nyata yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri serta masyarakat.

Adapun tantangan riset terapan kata Beny adalah bagaimana membuat koneksi antara peneliti dengan dunia industri atau pengguna hasil penelitian. “Agar hasil penelitian dapat dilanjutkan menjadi produk nyata yang digunakan oleh masyarakat dan diproduksi massal oleh industri,” tuturnya.

Solusinya, jelas Beny, adalah dengan membuat kebijakan penelitian yang mendorong dosen peneliti untuk bekerja sama dengan dunia industri, serta memberikan dana pendampingan (matching fund) bagi peneliti yang bekerja sama dengan industri. 

“Alhasil, satu rupiah dari industri, maka akan diberikan satu rupiah, bahkan sampai tiga rupiah dari kementerian bila penelitian yang diusulkan tersebut berkualitas baik dan memiliki potensi tinggi,” ungkapnya.

Maka dari itu, sebagai salah satu upaya membangun ekosistem riset terapan inovatif yang sinergis dan aplikatif Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek menggelar focus group discussion (FGD) bertema Membangun Ekosistem Riset Terapan Inovatif yang Sinergis dan Aplikatif sebagai Kontribusi Nyata terhadap Kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Masyarakat. Acara ini digelar pada 22-24 November 2021 di Surabaya, Jawa Timur.

Beny berharap diskusi kali ini dapat memberikan gambaran yang jelas bagi para peserta, baik pimpinan perguruan tinggi vokasi, kepala pusat penelitian, dosen maupun kalangan industri. “Sehingga, kebijakan penelitian yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi untuk perguruan tinggi vokasi mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia FGD tersebut Adrianus Amheka menyebutkan, sejatinya riset terapan pada PTV khususnya selama kurun waktu setahun ini sudah semakin membaik. Bahkan telah terjadi eksponensial dalam hal kontribusi nyata pada permasalahan masyarakat dan industri. 

Adrianus  menyebutkan, salah satu tantangan riset terapan adalah adanya ketimpangan dalam pemahaman esensi riset terapan dari para pemangku kepentingan. Cara pandang harus diubah bukan sebatas dorongan aspirasi (aspiration driven) dari masyarakat dan industri untuk dipenuhi PTV, namun dipastikan wajib pada ranah dorongan permintaan (demand driven) yaitu bisa berupa produk industri/desain produk menuju produk laik industri dan siap dikomersialisasikan secara massal sehingga tercipta ketautsesuaian (link and match).

Pada rangkaian FGD tersebut disajikan diskusi dengan menghadirkan beberapa narasumber, seperti Wakil Ketua Umum Kadin Jawa Barat Bidang Teknologi dan Data Potensi Usaha Hadi S. Cokrodimejo. Ia memaparkan Dukungan Industri terhadap Pelaksanaan Penelitian Terapan di Perguruan Tinggi Vokasi

Kemudian, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hotma Daulay yang memaparkan Program Pengembangan Teknologi Industri.

Selanjutnya, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Ocky Karna Radjasa yang memaparkan Riset Terapan dalam Mendukung Tujuan dan Sasaran Rencana Induk Riset Nasional (RIRN)

Acara ini juga mengetengahkan kisah sukses penelitian terapan pada industri. Turut hadir, peneliti Primo-PENS, M. Nasyir Tamara; Chief Projects Officer PT Nasta Mekatronika Indonesia, Ilmi Rizki Imaduddin; serta General Manager, Head of Innovation and Process Excellent Departemen Wings Group PT Sayap Mas Utama, Evvy. Dalam kegiatan DKT tersebut juga dipamerkan produk-produk riset terapan yang dihasilkan sejumlah PTV di Surabaya.