Mahasiswa UNY Kenalkan Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Memedi Sawah

04 Februari, 2022 19:46 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

04022022-UNY Memedi Sawah.JPG
Empat mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial UNY melakukan penelitian tentang Festival Memedi Sawah, di Dusun Candran, Desa Kebon Agung, Kecamatan Imogiri, Bantul. Mereka menemukan Memedi Sawah merupakan media penyebaran nilai-nilai kearifan lokal. (EDUWARA/Humas UNY)

Eduwara.com, JOGJA – Empat mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menemukan bahwa Festival Memedi Sawah yang digelar di Bantul merupakan media penyebaran nilai-nilai kearifan lokal.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial UNY, yaitu Basid Elmi Izzaqi, Diah Nadiatul Jannah, Rina Suhartanti, Eva Riska Amalia dan Marlinda Putri melakukan penelitian di Dusun Candran, Desa Kebon Agung, Kecamatan Imogiri.

"Memedi sawah merupakan implementasi perwujudan nilai-nilai kearifan lokal dan kebudayaan oleh kalangan petani Jawa. Patung yang biasanya ditaruh di tengah sawah ini syarat akan makna," kata Basid Elmi Izzaqi, Jumat (4/2/2022).

Patung memedi sawah biasanya dimanfaatkan petani untuk menjaga padi dari serangan hama perusak seperti burung. Seiring berkembangnya zaman yang sedemikian rupa, kebiasaan memasang patung memedi sawah di lahan pertanian oleh petani dijadikan sebagai festival yang memberikan manfaat mereka.

"Tradisi ini dijadikan sebagai media untuk mengomunikasikan salah satu bentuk kebudayaan di bidang pertanian kepada masyarakat pada umumnya," katanya.

Menurut Basid, sebetulnya sebelum pemasangan memedi sawah, petani sudah melakukan perencanaan, penentuan waktu maupun atribut, penempatan, kegiatan pendukung seperti perlombaan. Puncaknya adalah pertunjukan tarian boneka Nini Thowong yang dilanjutkan dengan penutup yaitu Rayahan.

Diah Nadiatul Jannah menambahkan memedi sawah merupakan media untuk mengomunikasikan bentuk kebudayaan bidang pertanian kepada masyarakat. Dalam visualisasi biasanya memedi sawah dihadirkan dengan nilai seni, kreatifitas, dan budaya melalui boneka dari ukuran orang dewasa sampai raksasa.

"Pembuatan memedi sawah berasal dari sisa-sisa dan hasil pertanian maupun peralatan pertanian. Tidak hanya sebagai penjaga, memedi sawah juga sebagai media pembelajaran tradisi kepada kepada generasi muda dan menarik wisatawan berkunjung," kata Diah.

Di Dusun Candran, menurut Rina Suhartanti, Festival Memedi Sawah sudah menjadi tradisi dan ikon. Ini menjadi magnet dan daya tarik luar biasa apalagi proses pembuatan dan pelaksanaan tradisi memedi sawah tepat berada di depan Museum Tani Jawa.

"Nilai-nilai lokal yang diinternalisasikan melalui  karakter  dapat  diambil dari  nilai-nilai luhur dari  masing-masing kearifan lokal," paparnya. 

Nilai-nilai yang terkandung dalam Memedi Sawah seperti karakter baik, nilai kedamaian (peace), nilai saling menghargai (respect), nilai kerja sama, nilai religius, nilai estetika (keindahan), nilai kemanusiaan, nilai  kebersamaan, dan nilai demokratis.

Penggalian nilai-nilai kearifan lokal sebagai basis dari sebuah festival akan memunculkan karakter-karakter yang berbudi pekerti luhur. Nilai lokal akan mendorong timbulnya sikap saling menghormati antar etnis, suku, bangsa dan agama, sehingga keberagaman terjaga dengan baik.