Kampus
04 Januari, 2023 22:10 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, SOLO – Program Matching Fund 2022 yang dilaksanakan Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo menghasilkan 10 rekomendasi yang mengarah pada perbaikan dalam pengelolaan Wayang Orang (WO) Sriwedari Solo.
Ketua Matching Fund 2022 Unisri Solo, Siti Supeni menuturkan pihaknya memiliki visi-misi melalui pelaksanaan program tersebut.
“Dalam program Matching Fund 2022 ini, visi kami adalah mewujudkan Surakarta sebagai Kota Budaya yang modern dan tangguh, gesit, kreatif, dan sejahtera,” kata Siti Supeni seperti dilansir Eduwara.com, Rabu (4/1/2023), dari laman Unisri Solo.
Supeni menambahkan, selama lima bulan program Matching Fund 2022 dilaksanakan, Unisri Solo telah melakukan pendampingan terhadap Wayang Orang Sriwedari dengan berbagai kegiatan.
Selain itu, terdapat lima luaran yang sudah dilaksanakan yaitu menerbitkan tiga buku berupa naskah kebijakan, buku sinopsis cerita wayang, dan buku guiding bilingual.
Kemudian, sertifikasi kompetensi profesi seni LSP Keraton Yogyakarta terhadap 9 dosen Unisri dan Akademi Seni Mangkunegaran (ASGA) Solo, dua artikel jurnal Scopus Q-2 dan jurnal internasional bereputasi.
Unisri juga mengadakan kegiatan berupa pengadaan atau penambahan fasilitas bagi Wayang Orang Sriwedari berupa seperangkat alat make up untuk seluruh pemain, kostum wayang, 10 clip on, dan 2 LCD.
Tak hanya itu, Unisri juga mencetak 2 rim brosur selama 4 bulan, pemasangan Wifi, dan promosi online 4 Instagram; serta mengadaan 5 kios bazar souvenir wayang dan lain-lain di teras gedung Wayang Orang Sriwedari.
Melalui program Matching Fund 2022, Unisri Solo turut memberikan 10 rekomendasi yang dibacakan Supeni dalam seminar Membangun Pelestarian Budaya Wayang Orang Sriwedari dan Mendorong Ekonomi Industri Seni dan Budaya, di Kota Solo, pertengahan Desember 2022 lalu.
Adapun 10 rekomendasi yang diberikan yaitu perlu perubahan nasib pada para seniman, pemain/pengrawit di Wayang Orang Sriwedari dalam menjalankan pekerjaan sesuai bidang keahlian; perlu penambahan pegawai Wayang Orang Sriwedari karena sudah banyak dipindahtugaskan ke dinas lain dan telah pensiun; dan perlu meninjau ulang tiket masuk Gedung Wayang Orang Sriwedari dengan mengubah Perda mengingat tiket masuk senilai Rp 10.000 saat ini dinilai sudah tidak sesuai.
Poin selanjutnya ialah kebijakan muatan lokal (mulok) bagi SD/SMP tentang seni budaya daerah di Kota Solo perlu ditingkatkan; serta perlu dibuka dan diaktifkannya Wifi promosi atau iklan yang lebih gencar dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo.
Kemudian ada kerja sama yang intensif dengan PTN/PTS, PHRI, dan ASITA Solo, serta membuka kembali akses pintu masuk kawasan Sriwedari di Jalan Slamet Riyadi untuk memudahkan pengunjung menuju lokasi gedung pertunjukan.
Selain itu, bagi para seniman Wayang Orang Sriwedari terus meningkatkan kinerja, menguasai manajemen pertunjukan dan terus bersemangat; perlunya kolabirasi dengan Dinas Pendidikan, SD dan SMP serta sanggar-sanggar untuk masuk mulok/ekstra dalam mengisi memanfaatkan pentas wayang bocah yang sudah digelar tiap tahun; dan dalam meningkatkan jumlah penonton untuk branding dengan melakukan pentas atau main di luar serta berani tampil siang hari. (K. Setia Widodo/*)
Bagikan