Sains
30 Desember, 2022 23:46 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, SOLO – Pusat Unggulan Iptek (PUI) Perguruan Tinggi (PT) Teknologi Penyimpanan Energi Listrik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berhasil membuat panel surya berbasis zat warna. Capaian baru tersebut tak lepas dari kolaborasi yang terjalin dengan UMG Idealab Indonesia dalam program Matching Fund Kedaireka 2022.
UMG Idealab merupakan perusahaan yang membangun dan berinvestasi dalam start-up teknologi tahap awal. UMG Idealab dalam program Matching Fund Kedaireka tahun 2022 ini berperan sebagai mitra dalam proses pengembangan teknologi itu.
Ketua Pengusul program Matching Fund Kedaireka, Agus Supriyanto mengatakan panel surya berbasis zat warna memiliki prinsip kerja khusus. Panel surya berbasis warna akan menangkap sinar matahari dan mengkonversinya menjadi energi listrik.
Konversi energi memanfaatkan eksitasi elektron yang terjadi pada zat warna yang digunakan. Teknologi ini disebut dengan Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC).
“Alasan utama dalam mengembangkan teknologi ini adalah DSSC mampu menyerap cahaya dalam intesitas rendah sehingga mampu menghasilkan energi meskipun pada sore hari,” kata Agus Supriyanto seperti dilansir Eduwara.com, Jumat (30/12/2022), dari laman UNS Solo.
Pengembangan teknologi tersebut, sambung Agus, dilatarbelakangi oleh ketersediaan energi matahari yang melimpah dan kebutuhan energi di Indonesia yang semakin besar. Hal itu menginspirasi tim riset untuk mengembangkan sel surya generasi ketiga yang tujuannya untuk mengoptimalkan kinerja sel surya yang telah ada yaitu sel surya silikon.
"Keunggulan dari DSSC ini yaitu mampu menyerap cahaya pada intensitas rendah, proses pembuatan yang mudah, ramah lingkungan, dan bahan tidak beracun. Oleh karena itu, DSSC ini bisa dikombinasikan dengan sel surya silikon agar mengoptimalkan kinerja pada intensitas cahaya yang rendah," ungkap dia.
Menariknya, sambung Agus, sel surya DSSC dapat dibuat dalam berbagai warna bahkan transparan. Sehingga penerapan sel surya DSSC ini bisa menjadi solar windows, yakni jendela yang mempunyai multifungsi sekaligus dapat mengkonversi energi listrik. Hal inilah yang dapat diterapkan di masa depan dalam bangunan yang terintegrasi photovoltaics (BIPV) dan dibuat dalam berbagai warna.
Lebih lanjut, produk riset panel surya itu menghasilkan modul DSSC berukuran 40 cm x 40 cm dengan luaran energi listrik sebesar 9 Volt dan 120 mA di bawah cahaya matahari. Tegangan dan arus yang dihasilkan tersebut mampu menghidupkan lampu LED atau kipas mini.
"Pengembangan teknologi modul DSSC ini juga sejalan dengan komitmen UMG Idealab Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dengan upaya pemerataan energi baru dan terbarukan di Indonesia, salah satunya memanfaatkan energi matahari," jelas dia.
Agus menambahkan, dukungan UMG Idealab Indonesia kepada tim riset UNS berupa penyediaan bahan baku komponen penyusun DSSC dan fasilitas peralatan serta pengujian performa DSSC. Selain itu, UMG Idealab Indonesia melalui PT LECTRO ENERGI SEMESTA akan membantu mengkomersialkan produk akhir atau purwarupa modul DSSC berupa solar window. (K. Setia Widodo/*)
Bagikan
Sains
setahun yang lalu