Pahami Fungsi Hipotalamus, Maksimalkan Proses Belajar Anak

21 Februari, 2022 19:23 WIB

Penulis:Redaksi

Editor:Ida Gautama

21022022-Main balok.jpg
Anak laki-laki biasanya menyenangi aktivitas belajar model praktikum, aktivitas hands on, membuat desain objek dan kegiatan olahraga. (EDUWARA/Dok. Pribadi)

Eduwara.com, SURABAYA – Pendidikan anak memang tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Meski demikian, dalam proses belajar orang tua sebaiknya mengenali perbedaan karakter, metode pembelajaran, pemrosesan dan penyampaian informasi antara anak laki-laki dan perempuan. Utamanya, untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan proses belajar pada anak.

“Hipotalamus dalam otak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Ukuran hipotalamus laki-laki lebih besar, demikian juga tentang keberadaan hormon oksitosin,” kata dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kartika Rinakit Adhe, seperti dilansir dalam laman resmi Unesa, Minggu (20/2/2022).

Kartika menuturkan, hipotalamus merupakan salah satu bagian otak yang berfungsi untuk mengeluarkan hormon dalam mengendalikan organ dan sel tubuh. Meskipun memiliki ukuran yang kecil, namun memiliki sejumlah kendali untuk memberikan respons terhadap berbagai stimulus, mengatur sistem endokrin (hormonal) dan mengontrol sistem saraf otonom seperti suhu tubuh, asupan makanan, rasa haus, mengontrol emosi. 

“Jika hipotalamus ini tidak dapat bekerja secara maksimal atau terhenti, maka segala fungsi pada tubuh akan mengalami gangguan,” paparnya.

Ukuran hipotalamus dalam otak laki-laki, lanjut Kartika, lebih besar daripada ukuran hipotalamus dalam otak perempuan. Ini yang menyebabkan laki-laki lebih mudah lapar. “Oleh karena itu, dalam menasihati anak laki-laki pantang dilakukan saat dia lapar,” katanya.

Begitu pula keberadaan hormon oksitosin yang bergabung dengan testoteron pada laki-laki, menurut Kartika, hal tersebut menyebabkan laki-laki lebih agresif. Sedangkan bila hormon oksitosin tersebut bergabung dengan estrogen pada perempuan, hal tersebut akan membentuk karakter perempuan lebih tenang dan menciptakan lingkungan yang menenangkan.

Kartika mengatakan, mengenali fungsi hipotalamus ini dapat membantu memaksimalkan proses belajar pada anak, terutama dalam memilih metode pembelajaran sesuai jenis kelamin.

“Untuk anak laki-laki, biasanya akan menyenangi model praktikum, aktifitas handson, membuat desain objek dan kegiatan olahraga. Sedangkan anak perempuan karena memiliki kekuatan hafalan yang lebih tinggi, maka mereka akan lebih menyukai kegiatan presentasi, diskusi, kepenulisan dan kesenian,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Kartika, pemrosesan informasi antara anak laki-laki dengan perempuan juga memiliki perbedaan. Anak laki-laki sulit memahami kata-kata yang terlalu panjang dan bertele-tele. “Jadi saat berkomunikasi dengan anak laki-laki, usahakan bicara to the point dan gunakan kalimat yang mudah dimengerti anak,” katanya.

Sebaliknya, lanjut Kartika, anak perempuan cenderung lebih baik dalam mengingat, memahami dan mengetahui cara merespon yang benar dalam segala situasi sosial. Maka, agar komunikasi bisa diterima oleh anak perempuan, lakukan dengan mendekati anak perempuan secara perlahan.

“Ajak anak perempuan bicara dari hati ke hati. Berbicara dari hati ke hati dengan nada bicara yang lembut. Hal tersebut cenderung membuat anak perempuan melunak,” ucapnya.