Vokasi
18 Maret, 2022 17:55 WIB
Penulis:Bhakti Hariani
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, YOGYAKARTA- Sebagai agenda prioritas keempat yaitu Masa Depan Dunia Kerja Pasca COVID-19, Chair of G20 Education Working Group (EdWG) Iwan Syahril pada pertemuan pertama G20 EdWG 2022 menyampaikan pentingnya mempersiapkan lulusan yang adaptif dan siap terjun ke dunia kerja.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia saat ini mengedepankan kemitraan antara universitas dan industri. Selanjutnya, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga turut didorong untuk mengadopsi skema kemitraan link-and-match, sehingga dapat mengembangkan kurikulum yang relevan bagi kemajuan keterampilan siswa, sekaligus meningkatkan infrastruktur sekolah.
Pentingnya sinergi antara dunia pendidikan dan dunia kerja menjadi perhatian para delegasi. Neeta Prasad, Troika Co-Chair dari India mengapresiasi Indonesia yang telah memilih topik yang sangat penting.
“Diskusi ini akan memungkinkan kita untuk memahami keterampilan baru dan peran pekerjaan yang diperlukan di masa depan, di mana pemerintah dan kalangan industri dapat membantu mengakselerasi perbaikan tersebut,” ujar Iwan dalam siaran pers yang diterima redaksi Eduwara.com, Jumat (18/3/2022).
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Delegasi Turki Ender Ereskici yang mendukung agenda prioritas yang diusung kepemimpinan Indonesia ini.
“Menghubungkan dunia pendidikan dan dunia bisnis serta industri merupakan hal yang sangat efektif untuk mempersiapkan anak-anak kita menghadapi masa depan,” kata Ender.
Iwan Syahril menuturkan, sebagai bentuk adaptasi dan antisipasi perubahan kebutuhan dunia kerja, pelaku pendidikan harus mendapatkan lebih banyak otonomi untuk berkreasi dan berinovasi.
“Khusus untuk pendidikan tinggi dan vokasi, tuntutan bertransformasi jauh lebih tinggi. Sejak mahasiswa lulus dari pendidikan, mereka akan langsung terlibat dalam dunia kerja,” tegas Iwan.
Pertemuan G20 EdWG hari ini turut dihadiri oleh Ketua Digital Economy Working Group Indonesia, Ketua Engagement Group B20, T20, dan Think20. Selain itu, 27 delegasi hadir secara luring, yakni delegasi Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, Prancis, Singapura, Spanyol, Uni Emirat Arab, Bank Dunia, UNESCO, dan UNICEF.
Sedangkan 59 delegasi menghadiri secara daring, yakni delegasi Amerika Serikat, Belanda, Britania Raya, India, Italia, Jepang, Jerman, Kamboja (sebagai Ketua ASEAN), Kanada, Korea Selatan, Mexico, Rwanda (sebagai Ketua NEPAD), Turki, Uni Eropa, dan OECD.
Bagikan