Art
20 Oktober, 2022 23:17 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JAKARTA – Perupa dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Farhan Siki, menerima penghargaan tertinggi dalam ajang UOB Painting of the Year (POY) Indonesia 2022. Pelukis berusia 51 tahun ini menyertakan karya seni berjudul Build, Destroy, Rebuild (The Modern Sisyphus).
Karya Farhan berhasil mencuri perhatian panel juri UOB POY (Indonesia) 2022, yang terdiri dari para perupa profesional ternama Indonesia, yaitu Agung Hujatnika (kurator seni independen dan dosen Fakultas Seni dan Desain Institut Teknologi Bandung), Farah Wardani (kurator seni dan anggota Komite Seni Visual Dewan Kesenian Jakarta), dan Syagini Ratna Wulan (perupa kontemporer).
“Karya seni saya memberi penekanan pada sejarah peradaban dunia dan bagaimana pembangunan tempat untuk bermukim yang nyaman dan layak selalu mendapat ancaman dari kehancuran akibat tangan-tangan manusia. Ini seperti analogi Sisyphus, tokoh dalam mitologi Yunani, yang dikutuk selamanya untuk terus mendorong batu ke atas bukit, namun batu itu jatuh tiap kali ia hampir mencapai puncak,” papar Farhan mengisahkan latar belakang proses penciptaan karya seninya.
Sebagai seorang perupa profesional, Farhan berharap karya seni tersebut dapat mengingatkan orang lain bahwa kehidupan memang sering kali penuh perubahan yang belum pernah terjadi sebelumya, tapi juga dapat mempersiapkan diri untuk menemukan tujuan yang bermakna dalam hidup.
Ketua Juri UOB POY (Indonesia) 2022, Agung Hujatnika, menilai karya seni Farhan yang menggunakan teknik cetak stensil memang menunjukkan konsep artistic yang kuat untuk menciptakan sejumlah lapisan gambar yang berulang kali ditumpuk untuk menyampaikan sebuah pesan.
“Ia juga mampu menyoroti konteks filosofis, kejadian-kejadian yang terjadi di dunia, serta pengalaman sehari-hari di sekitarnya melalui karya seni, untuk membuat penikmat karya seni memahami bahwa siklus membangun, menghancurkan, dan membangun kembali juga hadir di sekitar mereka,” papar Agung.
Sebagai pemenang ajang UOB POY (Indonesia) 2022, Farhan mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp 250 juta. Tak hanya itu, karya seninya juga akan diikutsertakan, bersama karya seni dari Malaysia, Singapura dan Thailand, dalam ajang UOB Southeast Asian POY Award yang akan diumumkan pada November 2022. Farhan juga berkesempatan mengikuti program residensi selama satu bulan di Fukuoka Asian Art Museum di Jepang.
Pemenang kategori Esthablished Artist dalam UOB POY (Indonesia) 2022 adalah Restu Taufiq Akbar sebagai juara pertama dengan karya berjudul (IN) MATERIAL TRUTH: ‘All the Time’, Greny Norman Kurita sebagai juara dua dengan karya Masyarakat Miskin Kota, dan Andi Sundoro sebagai juara ketiga dengan karya Belantara Data (Seri Bungkus Gorengan #2).
Sedangkan pemenang kategori Emerging Artist adalah Linna sebagai juara pertama dengan karya berjudul Fiona - Under 13, Aris Arfan sebagai juara dua dengan karya berjudul Nasib Gelombang Cinta), dan Rahayu Retnaningrum sebagai juara ketiga dengan karya berjudul Dreamy.
Sedangkan peraih penghargaan Most Promising Artis dalam UOB POY (Indonesia) 2022 adalah Revaleka. Perupa berusia 20 tahun dari Bandung, Jawa Barat ini menyertakan lukisan berjudul Make a Wish II. Ia terinspirasi sebuah foto lawas keluarganya dengan warna yang dapat memantik emosi nostalgia dari penikmat seni. Karya seninya juga mempertanyakan hubungan rumit antara citra fotografi dengan lukisan realistik.
Tentang karya-karya seni para peserta kompetisi UOB POY (Indonesia) 2022, Agung mengatakan pemanfaatan fotografi dan teknologi media digital ke dalam gaya dan idiom seni lukis banyak ditemukan dalam karya-karya kompetisi tahun ini.
“Tahun ini dewan juri telah memilih 37 finalis dan pemenang. Penghargaan tertinggi diberikan kepada seniman yang mampu mengelaborasi aspek-aspek teknis, mengeksekusi material, memiliki keterampilan artistik sekaligus mengelaborasi ke dalam tataran metode, konsep, dan pokok soal dalam karyanya,” terangnya.
Kriteria tersebut, lanjut Agus, mengacu pada perkembangan mutakhir seni lukis kontemporer yang ekspansif. Selain itu, juga keterbukaan definisi lukisan yang selama ini berlaku dalam UOB POY.
PDB Subsektor Seni Rupa
Saat Awarding Ceremony 2022 UOB Painting of the Year, Kamis (20/10/2022), yang diselenggarakan secara hybrid dari Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) Jakarta, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan seni rupa menjadi standar penilaian masyarakat internasional dan tolok ukur kemajuan sebuah bangsa.
Meskipun dalam gelombang pandemi Covid-19, lanjut Sandiaga, para perupa Indonesia tetap mampu bergeliat dalam semangat berkarya. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah proyeksi PDB subsektor seni rupa yang mencapai lebih dari Rp 3 triliun pada 2021. Data juga menunjukkan pertumbuhan PDB Subsektor Seni Rupa Tahun 2021 mencapai 4,31 persen.
“Saya mengucapkan selamat kepada UOB Indonesia yang konsisten menyelenggarakan kompetisi seni lukis prestisius di Indonesia. Saya berharao UOB Indonesia bersama program UOB Painting of the Year dapat terus membantu mempromosikan seniman dan karya Indonesia hingga ke tingkat internasional,” kata Sandiaga.
Dalam sambutannya, Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengatakan melalui upaya kolektif, pihaknya berharap industri seni rupa Indonesia bisa berkembang pesat dan menghasilkan karya-karya berkualitas yang memiliki ekonomi tinggi serta dampak yang berkelanjutan.
“Melalui program tahunan UOB Painting of the Year, kami berharap ajang ini tak hanya melahirkan bakat-bakat perupa dan karya lukis istimewa, namun menjadi bagian penting dalam menyukseskan ekonomi kreatif subsektor seni rupa di Indonesia,” kata Hendra.
Sebagai institusi perbankan, lanjut Hendra, pihaknya tidak hanya membantu dalam solusi keuangan dan bisnis. Melalui program UOB POY, pihaknya juga turut mendukung dunia seni dengan mengembangkan dan membangun profil perupa hingga tingkat internasional.
Karena itu, Hendra berharap, para pemenang dan finalis terus mengejar mimpi dan menggapai kesuksesan yang lebih besar dalam perjalanan karir seni masing-masing. Selain itu, pencapaian yang telah diraih dapat memotivasi para perupa di Indonesia untuk mengikuti kompetisi yang sama pada tahun depan. (K. Setia Widodo/*)
Bagikan