Kampus
11 April, 2022 13:15 WIB
Penulis:Bhakti Hariani
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JAKARTA – Pengamat Pendidikan dari Komnas Pendidikan Andreas Tambah menyarankan mahasiswa untuk tidak menjadi pahlawan kesiangan dalam aksi demonstrasi yang digelar hari ini, Senin (11/4/2022). Pasalnya, kata Andreas, masih banyak mahasiswa yang hanya sekadar berdemo tanpa memahami hal apa yang sebenarnya menjadi tuntutan.
Andreas mengatakan, dirinya pernah mendampingi para mahasiswa yang melakukan aksi demo yang diikuti oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia saat unjuk rasa perihal Undang-undang Perguruan Tinggi.
“Sesampainya disana saya tanya kalian mau nuntut apa? Pasal mana yang tidak sesuai? Ternyata mereka malah tidak bisa menyebutkan. Padahal mereka ini statusnya adalah mahasiswa. Oleh karena itu saya meragukan kredibilitas mahasiswa saat melakukan aksi demo,” papar Andreas kepada Eduwara.com, Senin (11/4/2022).
Andreas mengaku heran dengan tuntutan yang dilancarkan oleh para mahasiswa perihal penolakan penundaan pemilu, penolakan perpanjangan masa jabatan presiden. “Ini apa yang mau dituntut? Bukankah Pak Presiden Joko Widodo sudah berkali kali menegaskan bahwa beliau taat konstitusi. Jadi Pemilu tetap akan dijalankan sesuai waktunya yakni pada tahun 2024,” ujar Andreas.
Diungkap Andreas, mahasiswa adalah para calon intelektual dimana pola pikirnya harus masuk di akal dan logika. Penggunaan nalar yang murni, kata Andreas, akan menunjukkan bahwa mereka adalah para calon intelektual yang memiliki logika sehat.
Saat akan bergerak, Andreas meminta mahasiswa membekali diri dengan data yang akurat sehingga benar-benar paham apa yang tengah mereka perjuangkan dan kepada siapa perjuangan itu didedikasikan. “Jika kepada rakyat maka rakyat yang mana karena tak semua rakyat merasa terwakili dengan adanya aksi demo,” tutur Andreas.
Dia juga menyarankan para mahasiswa untuk lebih baik mengembangkan diri dan intelektualitas sehingga bisa tumbuh menjadi mahasiswa yang berkualitas, dimana dalam setiap aksinya, mampu mengedepankan data sesuai dengan fakta adanya di rakyat.
“Saya juga ingatkan untuk tidak menjadi pahlawan kesiangan bagi rakyat,” pungkas Andreas.
Bagikan