Sekolah Kita
15 Desember, 2022 16:55 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, SOLO – Sebanyak 369 siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Solo mengikuti Festival Projek Penguatan Pelajar Profil Pancasila (P5), Rabu (14/12/2022). Kegiatan itu digelar di Pendopo Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Solo.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Arniferra Sinatra mengatakan kegiatan P5 kali ini menusung tema kearifan lokal dengan tujuan menanamkan nilai gotong royong, cinta budaya, dan kreativitas kepada siswa.
Pelaksanaan projek, sambung dia, sudah dimulai sejak dua bulan lalu dengan beberapa rangkaian kegiatan. Misalnya pendalaman konsep, belajar membuat kain ikat celup, kunjungan ke pusat kearifan lokal seperti museum dan Pasar Triwindu. Rangkaian tersebut hasilnya ialah artikel serta video yang turut ditampilkan dalam acara itu.
"Setelah itu, siswa belajar kearifan lokal dari sisi seni pertunjukan. Dari situ mereka menggali, berlatih dan puncaknya kami buat dengan pertunjukan seni," ujar dia kepada Eduwara.com, Rabu (14/12/2022) di sela-sela kegiatan.
Ferra menuturkan, masing-masing sekolah bisa menentukan bentuk dari P5. Sehingga masing-masing sekolah berbeda. Mulai dari nilai yang akan diambil dan yang akan dikembangkan. Namun nilai-nilai itu tetap bermuara pada pembentukan karakter bagi siswa.
Pemilihan pertunjukan, sambung dia, berangkat dari sisi pengembangan kreativitas sangat penting bagi masa depan siswa. "Mereka yang akan survive di masa depan adalah yang kreatif. Di sisi inilah yang ingin kami kembangkan," tegas dia.
Melalui kegiatan itu, seluruh siswa berkolaborasi dan mengambil berbagai peran untuk menyukseskan pertunjukan. Kegiatan itu turut menghadirkan salah seorang alumnus yakni Bondet Wrahatnala yeng sekarang menjadi dosen di ISI Solo.
Dalam kesempatan itu, dia memberikan kelas inspirasi terkait dengan pentingnya kearifan lokal dan potensinya pada industri kreatif masa depan. Dengan hadirnya Bondet Wrahatnala diharapkan memberi motivasi kepada siswa terkait pembahasan yang disampaikan.
Pantauan Eduwara.com, masing-masing kelas X menampilkan pertunjukan yang berbeda. Misalnya drama berbahasa Jawa, karawitan, tari, serta paduan suara. Tak hanya kelas X, terlihat pula kelas XI dan XII ikut meramaikan acara tersebut.
Salah seorang siswi kelas X 3, Nathania Arawinda mengungkapkan melalui acara itu para siswa bisa belajar kreatif dan mengembangkan ide masing-masing. Dia melanjutkan, dalam acara itu kelasnya menampilkan paduan suara dan tari.
"Kami memilih paduan suara dan tari karena melibatkan banyak orang, jadi satu kelas bisa ikut semua. Selain itu, karena mayoritas kelas X 1 sampai X 11 menampilkan drama, kami ingin ada yang berbeda. Kemudian kalau tari ya biar memberi kesan cerah dari paduan suara," ungkap dia.
Sementara itu, Aulia Syakira Fairuza yang juga siswi kelas X 3 menuturkan proses latihan semenjak dua pekan yang lalu. Aransemen musik dipersiapkan oleh siswa sendiri, sedangkan koreografi tari dibantu oleh seorang pelatih walaupun sudah ada dasar menari.
"Lagu yang kami pilih merupakan lagu yang sudah dikenal di masyarakat seperti padhang bulan, cublak-cublak suweng, serta gundhul-gundhul pacul. Tadi untuk lagu perpisahan kami membuat sendiri liriknya dengan irama lagu jaranan," jelas dia.
Aulia berharap, melalui tema yang diusung yakni kearifan lokal, bisa menambah pengetahuan dan mengembangkan kearifan lokal yang ada. Kemudian menggali lebih banyak dan terus menuangkan ide sehingga mengembangkan kreativitas. (K. Setia Widodo)
Bagikan