logo

Sekolah Kita

Peduli Sesama, SMAN 8 Solo Galang Donasi Bagi Korban Bencana Cianjur dan Semeru

Peduli Sesama, SMAN 8 Solo Galang Donasi Bagi Korban Bencana Cianjur dan Semeru
Dari kiri ke kanan: Waka Kesiswaan, Maria Setiyawati; Kepala Sekolag, Daryanto; Waka Sarana Prasarana, Muslim Heri Kiswanto; Guru Bahasa Indonesia, Slamet Mulyono. (Eduwara.com/K. Setia Widodo)
Redaksi, Sekolah Kita12 Desember, 2022 16:53 WIB

Eduwara.com, SOLO – Gempa yang melanda Cianjur, Jawa Barat, beberapa waktu lalu menggerakkan hati banyak masyarakat Indonesia. Setelah kejadian itu, berbagai pihak memberikan donasi berupa pakaian, sembako, bahkan uang tunai.

Begitu pula yang dilakukan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Solo baru-baru ini. Melalui inisiatif OSIS, sekolah yang bertempat di Mojosongo itu turut memberikan bantuan kepada korban bencana di Cianjur, Jawa Barat dan juga di Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Ketua OSIS SMAN 8 Solo Raysandy Satrio Wicaksono mengatakan penggalangan bantuan bencana sudah menjadi program kerja di bawah kepengurusan OSIS divisi Hak Asasi Manusia dan divisi Budi Pekerti.

"Ruang lingkup bencananya di seluruh Indonesia. Misal ada daerah yang mengalami bencana, sebisa mungkin kami akan aktif mencari donatur-donatur untuk membantu," kata dia kepada Eduwara.com, Senin (12/12/2022) di ruang kepala sekolah.

Terkait dengan penggalangan dana gempa Cianjur, dia bersama pengurus OSIS melakukan rapat secara daring terlebih dahulu. Kemudian dikonsultasikan kepada pembina dan wakil kepala sekolah dan dilanjutkan penggalangan dana kepada siswa.

"Alhamdulillah dapat sekitar Rp3 juta. Bagi kami sudah banyak, ya setidaknya kami bisa membantu. Kemudian dana itu kami kumpulkan dan disalurkan melalui BPBD Kota Solo. Kemarin saya dapat informasi kalau sudah disalurkan di lokasi bencana," ujar dia yang juga siswa Kelas XI MIPA 3 itu.

Raysandy menambahkan, walaupun dadakan, namun prinsip yang dipegang ialah mau bergerak, sehingga warga sekolah bahkan orang tua siswa turut antusias memberi donasi baik uang maupun berupa pakaian.

"Biarpun sempat terkendala untuk donasi pakaian, tetapi akhirnya bisa dikirim kepada korban bencana erupsi Semeru melalui SAR. Jadi penggalangan dana berupa uang kami salurkan ke Cinajur, sedangkan yang pakaian kami salurkan ke Semeru," terang dia.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 8 Solo Maria Setiyawati menuturkan pihak sekolah senantiasa mendukung kegiatan yang diinisiasi siswa apalagi penggalangan dana bagi korban bencana.

"Anak-anak selalu konsultasi sehingga tidak berjalan sendiri. Tidak hanya terkait bencana, jika ada teman yang mengalami kesusahan, mereka inisiatif mencari bantuan," jelas dia.

Menurut Maria, melalui penggalangan dana itu, para siswa secara langsung belajar mengenai pendidikan karakter. Nilai tersebut juga sejalan dengan impelementasi Kurikulum Merdeka serta Program Penguatan Pelajar Profil Pancasila (P5).

Melalui penggalangan dana itu pula, dia berharap agar para siswa ketika sudah lulus maupun di luar sekolah dan terjun ke masyarakat, mereka punya kepedulian terhadap sesama.

Kepala Sekolah SMAN 8 Solo Daryanto turut mendukung penggalangan dana yang sudah dilakukan. Aksi itu juga sejalan dengan visi misi sekolah.

"Saya kira sudah sejalan dengan visi misi sekolah terutama untuk berbagi kepada yang membutuhkan. Tidak hanya mereka yang mengalami bencana, namun juga kepada instansi seperti panti asuhan," ungkap dia.

Titik Awal Sekolah Siaga Bencana

Di sisi lain, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana SMAN 8 Solo Muslim Heri Kiswanto menerangkan inisiatif siswa untuk mengadakan penggalangan dana menjadi titik awal menjadi sekolah siaga bencana.

SMAN 8 Solo, sambung dia, tergolong wilayah rawan longsor jika hujan deras, mengingat kontur tanah yang naik turun. Oleh karena itu sarana prasarana yang aman bencana merupakan kebutuhan seluruh warga sekolah.

Heri menuturkan, SMAN 8 Solo sudah memulai memberikan penunjuk terkait kebencanaan berupa penunjuk jalur evakuasi, titik berkumpul, dan alat pemadam kebakaran.

Selain itu, pihak sekolah juga sudah membuat draf sekolah siaga bencana yang tinggal disahkan. Kemudian, materi kebencanaan juga masuk ke kurikulum pembelajaran siswa.

"Materi kebencanaan sudah diberikan melalui mata pelajaran geografi dan olahraga. Kendati demikian, di Kurikulum Merdeka sudah ada integrasi terkait kebencanaan di P5. Tapi kami ingin semacam kurikulum khusus untuk memitigasi bencana dengan baik," beber dia.

Bagi dia, kurikulum tersebut sangat penting diadakan di sekolah karena terkadang masyarakat masih latah, begitu ada bencana ramai-ramai menyumbang, tetapi lupa mitigasi bencana kepada dirinya sendiri khususnya warga sekolah. Padahal, jika ada mitigasi dari awal, dampak bencana bisa diminimalkan. (K. Setia Widodo)

Read Next