Tumbuhkan Kecintaan Anak Didik pada Mapel, Guru PAK di Sleman Dikenalkan Metode Coaching

15 April, 2023 19:08 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

15042023-Guru PAK Sleman belajar metode coaching.png
Pengawas Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Sri Prihartini Yulia, menyampaikan materi Modul Ajar kepada para guru Pendidikan Agama Katolik se-Sleman, peserta pelatihan yang digelar Bimas Katolik Kantor Kementerian Agama Sleman, Jumat (14/4/2023). (EDUWARA/Dok. Bimas Katolik Kantor Kemenag Sleman)

Eduwara.com, JOGJA – Para guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diperkenalkan metode 'coaching' dalam mengajar. Metode ini disebut mampu menumbuhkan minat dan kecintaan anak didik pada mata pelajaran (Mapel).  

Salah satu kunci dalam metode ini adalah mengutamakan relasi dan komunikasi intensif antara guru dengan anak didiknya.

Hal inilah yang didapatkan para guru Pendidikan Agama Katolik Tingkat Dasar se-Sleman dalam pelatihan yang digelar Bimas Katolik Kantor Kementerian Agama Sleman, Jumat (14/4/2023).

Melalui rilis, Sabtu (15/4/2023), ketua panitia acara bertajuk 'Pembinaan Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik Tingkat Dasar se-Sleman', CB Ismulyadi menegaskan guru berperan penting dalam kelancaran, keberhasilan dan bahkan kegagalan proses pendidikan.

"Banyak peran yang dapat dilakukan seorang guru atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru," jelasnya.

Menurut Ismulyadi, guru dapat berperan sebagai pendidik, pengajar dan pembelajar, pelatih, fasilitator, motivator, pemimpin, komunikator, agen sosialisasi, pembimbing, dan pewarta. Karena itu, mengolah dan mengembangkan model komunikasi bagi diri sendiri dan orang lain mutlak diperlukan.

Dalam paparannya, pemateri Markus Mardius yang merupakan praktisi, coach dan fasilitator mengajak para guru mengenal metode coaching.

"Coaching merupakan hubungan kemitraan dengan individu melalui proses kreatif yang ditujukan untuk memaksimalkan protensi personal dan profesional dirinya," katanya.

Dengan menerapkan metode coaching, lanjut Mardius, guru dapat membuat anak didik mencintai atau tepatnya bersahabat dengan bahan pengajaran ataupun dengan bidang studi yang ditekuni. 

Sehingga tanpa disadari, melalui pengolahan internal dan relasi eksternal yang baik dari guru terhadap murid, kedua belah pihak, termotivasi untuk lebih tekun dan meraih prestasi dalam proses belajar mengajar.

"Sehingga guru dalam mempraktikkan model coaching harus berada dalam hubungan suatu komunikasi yang dua arah. Ada timbal balik antara guru dan muridnya," tutupnya.