Sekolah Kita
13 November, 2022 04:50 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, SUKOHARJO – Malam hari menjadi waktu istirahat bagi para siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Namun, berbeda dengan sekitar 150-an siswi Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMAIT) Nur Hidayah Sukoharjo yang terlihat masih bersemangat dan berkumpul di halaman depan masjid sekolah pada Jumat (11/11/2022) malam.
Bukan tanpa alasan, sebagian besar siswi kelas XI itu berkumpul dalam rangka Penjabaran Total Mengenai Dunia Teater Bersama Kelompok Bermain Bakat. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Kukuh Kusuma Atmaka mengatakan acara itu dilatarbelakangi dari sebagian siswa yang menonton pementasan teater dari Kelompok Bermain Bakat.
Setelah menonton, lanjut dia, ketertarikan para siswi dengan teater semakin tinggi. Terlebih lagi di mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Seni Budaya di SMAIT Nur Hidayah terdapat kompetensi dasar mengenai teks drama.
“Gayung bersambut dengan hal tersebut, akhirnya Kelompok Bermain Bakat datang ke sini untuk sharing kepada siswi khususnya kelas XI mengenai pementasan drama yang lebih detail. Mulai dari keaktoran, penulisan naskah, unsur lighting, musik, tata busana, dan lainnya. Sehingga anak-anak belajar dari expert-nya langsung,” kata Kukuh Kusuma Atmaka kepada Eduwara.com, Jumat (11/11/2022), selepas acara.
Kukuh menambahkan, tujuan akhir kompetensi dasar teks drama dari mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Seni Budaya ialah pementasan drama pada akhir semester setiap tahun. Nantinya, setiap kelas XI baik putra maupun putri akan melakukan pementasan dengan naskah masing-masing.
“Kelas XI untuk angkatan ini ada 9 kelas. 4 putra dan 5 putri. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi semacam warming up atau pemanasannya dulu,” tambah pria yang kerap disapa Ustaz Kukuh itu.
Pembelajaran Saintifik
Menurut Kukuh, kegiatan itu sesuai dengan konsep pembelajaran saintifik yakni mengantarkan peserta didik pada pengalaman belajar secara langsung.
“Walaupun kelas XI belum menggunakan Kurikulum Merdeka, namun konsep ini juga sebenarnya ada di Kurikulum 2013 yakni pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Jadi siswa belajar secara langsung dan didekatkan dengan kondisi realita, tidak hanya dari buku teks,” jelas dia.
Melihat antusiasme dan ilmu yang didapatkan, Kukuh menilai kegiatan itu perlu diselenggarakan setiap tahun. Sehingga diharapkan pada pelaksanaan pementasan, paling tidak mendekati dengan pementasan teater yang profesional dan para siswa memperhatikan segala unsur pementasan.
Sementara itu, Ketua Panitia, Qothrunnada Salsabila Auliya menuturkan melalui acara tersebut, dia dan teman-temannya bisa mengetahui gambaran mengenai teater.
“Tadi seru banget, dan kami juga paham dari materi yang disampaikan. Jadi tahu gambaran dari teater, bidang-bidang di dalamnya, dan cara yang dilakukan untuk kelancaran pementasan,” beber siswi kelas XII IPS 3 itu.
Bagi dia, aspek penokohan dalam teater merupakan hal yang paling membekas. Hal tersebut karena berkaitan dengan akting selama pementasan, sehingga seorang aktor secara tidak langsung dituntut untuk bermain secara profesional.
Siswi yang kerap disapa Nada itu berharap, untuk kelas XI semoga lebih baik ketika pelaksanaan pementasan drama.
“Tahun lalu, kami belum menerima materi seperti ini. Sekarang kelas XI kan sudah tahu gambaran mengenai teater misalnya menentukan tokoh dan bermain di panggung. Jadi ke depannya semoga lebih baik,” harap dia. (K. Setia Widodo)
Bagikan