logo

Kampus

Belajar dari Upaya Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi di China

Belajar dari Upaya Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi di China
Rektor UMM Fauzan pada Wisuda ke 102 Periode IV Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (18/1/2022). (EDUWARA/UMM)
Fathul Muin, Kampus19 Januari, 2022 14:13 WIB

Eduwara.com, MALANG — Pengembangan mutu pendidikan tinggi China butuh waktu lama dan strategi yang tepat dan padu. Presiden Guangxi Normal University, He Zubin, mengisahkan bagaimana cara Cina meningkatkan mutu perguruan tinggi. 

Semua diawali dengan penerimaaan mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang meningkat hingga 54 persen pada tahun 2020. Berbeda pada 1948 yang pendaftarannya masih berada di rasio 0,26 persen. 

"Saat ini, tercatat ada 48 juta mahasiswa di China yang berkuliah melalui jalur SNMPTN sekaligus membuatnya menjadi negara dengan penerimaan mahasiswa terbanyak di dunia," ujarnya pada Wisuda ke 102 periode IV Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (18/1/2022). 

Dia juga memaparkan langkah-langkah China untuk membangun pendidikan yang baik, yakni membangun sistem pendidikan yang terencana berdasarkan skala. Selanjutnya, pengadaan konferensi tenaga ahli untuk memperkuat negara dengan talenta.

Selain itu, mengandalkan teknologi informasi untuk mempercepat infrastruktur baru pada perguruan tinggi dan melakukan evaluasi efektif universitas dan jurusan unggulan dunia yang dilakukan guna mendorong pengembangan perguruan tinggi. 

Selain itu, kata dia, perlu penguatan integrasi indisipliner dan pengembangan bakat serta evaluasi untuk meninjau pendidikan dan pengajaran. Perguruan tinggi juga didorong untuk menebarkan manfaat dalam usaha membantu revitalisasi pedesaan. Begitupun dengan memperkuat reformasi gelar profesor serta tenaga pelajar di universitas-universitas.

"Terakhir yakni mengontrol universitas secara rutin untuk menyetarakan pendidikan. Hal-hal itulah yang menjadi penunjang dalam mengembangkan pendidikan di China. Tidak hanya untuk sekarang, tapi juga bagi masa depan," ucapnya.

Rektor UMM, Fauzan, mengatakan Center of Excellence, yaitu pembinaan dan pengembangan mutu sumber daya manusia (SDM) yang ada UMM telah melahirkan program turunan, di antaranya, Sekolah Unggas, Rumansia, Rumput Laut, Udang, Anggrek, Welding Inspector, dan Essential Oil.

UMM juga tengah mengembangkan kelas teknologi digital bersama dengan pihak-pihak lain.  "Ini langkah konkret kami untuk mengembangkan SDM berbasis digital, sehingga ekonomi dan aspek-aspek lainnya bisa berjalan secara baik mengikuti zaman," ujarnya.

Harapan Baru

Ketua Majelis Perguruan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Lincoln Arsyad, berharap lulusan baru sepatutnya juga menjadi harapan baru bagi masyarakat, keluarga dan diri sendiri. Mengawali langkah untuk berkiprah di masyarakat, memberikan solusi atas pelbagai permasalahan yang ada.

Dia juga berpesan, agar manfaat ilmu yang dipelajari tidak hanya digunakan untuk diri sendiri, melainkan harus bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat serta menjadi oase di tengah gurun permasalahan yang ada.

Dia juga berharap para wisudawan tetap rendah hati ketika terjun ke dunia nyata karena pasti masih ada orang yang lebih berilmu.

Menurut dia, Covid-19 melahirkan beragam bidang dan jurusan baru. Karena itulah, perlu adanya peningkatan dan pemahaman digital yang mumpuni dalam rangka menghadapi zaman.

UMM sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, kata dia, diharapkan bisa mengembangkan sistem informasi dan SDM. Kedua aspek ini dinilai dapat menjadi pondasi untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang maju.

"Pengembangan sistem informasi sudah dan akan sangat dibutuhkan. Maka saya berharap UMM bisa mengembangkannya demi mengambil peran untuk menunjang kehidupan yang akan datang," ucapnya.

Read Next