Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO – Tiga dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengembangkan model pembelajaran berbasis sistem among, yakni asah, asih, dan asuh. Ketiga dosen tersebut adalah Siti Wahyuningsih, Nurul Kusma Dewi, dan Ruli Hafidah.
Siti, Nurul dan Ruli telah mengembangkan model pembelajaran tersebut sejak tahun 2018. Dan, hingga sekarang, pengimplementasian model pembelajaran tersebut masih dilaksanakan di beberapa tempat, seperti Taman Kanak-kanak (TK) Surakarta, TK Pembina, TK Karanganyar, dan TK Widya Putra.
Siti menjelaskan, model pembelajaran tersebut dibentuk guna pembentukan karakter anak.
“Model pembelajaran pembiasaan untuk pembentukan karakter anak yang semakin kuat melalui kegiatan bermain. Melalui model pembelajaran ini, guru dapat melaksanakan pembelajaran pembiasaan yang efektif untuk pembentukan karakter,” jelas Siti seperti dilansir Eduwara.com, Senin (9/1/2023), dari laman UNS Solo.
Siti menjelaskan, dalam proses pembelajaran, sistem among yakni asah, asih, dan asuh, meliputi kegiatan awal, inti, istirahat, dan penutup. Sebagai contoh, proses pembelajaran bisa dilaksanakan sembari bermain dengan lagu daerah seperti Gundul-Gundul Pacul.
Dalam menerapkan sistem among, guru berperan sebagai sumber informasi dalam memberikan pengetahuan pada anak usia dini, memberi contoh dalam perbuatan, perkataan, dan berpakaian, serta pendamping dan fasilitator untuk anak selama proses pembelajaran.
Penerapan sistem among ini meliputi beberapa tahapan, yaitu penyusunan silabus, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), menentukan media, serta menyusun dan melakukan penilaian.
Siti menjelaskan bahwa sistem among berupa asah, asih, dan asuh ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, baik dari pendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi.
"Sistem ini sesuai dengan teori belajar humanisme di mana sebuah proses pembelajaran memanusiakan manusia dengan peran masing-masing guru dan anak dalam membangun pengetahuan, sehingga akan tercapai generasi bangsa yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional, dan intelektual,” jelas dia.
Siti berharap, dengan adanya sistem pembelajaran ini diharapkan pembentukan karakter pada anak semakin mudah.
“Semoga dengan adanya pengimplementasian sistem pembelajaran berbasis asah, asih, dan asuh ini, hasil pembentukan karakter pada anak semakin mudah tertanam pada kepribadian anak,” harap dia. (K. Setia Widodo/*)