logo

Bisnis

Ekonomi Digital Tumbuh Pesat, Pengembangan Talenta Jadi Fokus

Ekonomi Digital Tumbuh Pesat, Pengembangan Talenta Jadi Fokus
Tangkapan Layar Pemaparan Menko Ekonomi Airlangga Hartarto dalam US-Indonesia Investment Summit, Senin (13/12/2021). (Eduwara/Bunga)
Bunga NurSY, Bisnis13 Desember, 2021 13:48 WIB

Eduwara.com, JAKARTA—Pemerintah berencana fokus mengembangkan dan memperbanyak sumber daya manusia atau talenta digital hingga 2024 demi mengejar pertumbuhan ekonomi digital yang sangat pesat.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan salah satu program untuk mengembangkan talenta digital itu adalah Gerakan Nasional Literasi Digital  (National Digital Literacy Movement) 2021—2024. Pergerakan ini tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota.

“Kami juga ada program khusus pengembangan talenta digital itu, seperti Digital Leadership Academy, Digital Talent Scholarship, dan Gerakan Nasional Literasi Digital,”kata Airlangga saat memberikan pemaparan di acara US-Indonesia Investment Summit, Senin (13/12/2021).

Dia menambahkan, program-program ini memberikan pelatihan dunia digital pada masyarakat mulai dari level dasar hingga level ahli, atau mulai dari pengetahuan tentang memanfaatkan teknologi terbaru dalam kegiatan ekonomi hingga pengembangan teknologi itu sendiri.

Menurutnya, pengembangan talenta digital ini sangat penting mengingat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia sudah sangat pesat, terutama di level Asia Tenggara.

Sebagai gambaran, lanjutnya,sebanyak 41,9 persen transaksi ekonomi digital di Asia Tenggara berasal dari Indonesia. Tahun lalu, angka transaksi itu sudah menyentuh US$44 miliar atau setara dengan Rp660 triliun.

Di belakang Indonesia, ada Thailand dengan nilai ekonomi digital sebesar US$18 miliar. Adapun, ekonomi digital di Asia Tenggara sendiri telah mencapai nilai US$105 miliar pada 2022. 

Pada 2025, tambahnya, ekonomi digital Indonesia diprediksi melonjak hingga US$124 miliar, dan Asia Tenggara mencapai US$309 miliar. Dari jumlah itu, dagang el (e-commerce) berkontribusi paling besar, yakni 72,73 persen (US$32 miliar) tahun lalu dan diperkirakan bakal mencapai US$85 miliar pada 2025.

Selain dagang-el, healthtech dan edutech juga diyakini memiliki kontribusi signifikan terutama dalam masa pemulihan setelah pandemi Covid-19. 

Tahun lalu, lewat digitalisasi pendidikan, jumlah pengguna aplikasi terkait itu di ponsel pintar naik hingga 200 persen, sedangkan layanan Kesehatan digital telah menjangkau sekitar 20 juta pengguna baru.

 

Read Next