Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Melalui Pengurus Paguyuban Kepala Sekolah Negeri Bantul (PKSNB), Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meminta para guru sekolah menghadirkan metode pembelajaran yang efektif demi peningkatan prestasi. Pembelajaran ke siswa tidak lagi harus berpatokan pada teori-teori buku pembelajaran.
"Saya minta sekali lagi melalui kepala sekolah yang hadir mendorong para guru di sekolahnya menghadirkan semangat perubahaan agar meningkatkan kualitas pendidikan," ucap Halim, Kamis (12/1/2023).
Menurutnya, selama ini kendala utama yang dihadapi dunia pendidikan Bantul adalah tidak adanya inovasi metode pembelajaran yang efektif pada anak didik. Para guru masih berpatokan pada teks buku pelajaran atau kebiasaan yang sudah berjalan.
Padahal kehadiran metode baru pembelajaran akan sangat berpengaruh pada keluaran atau output anak didik yang mantap dari segi prestasi sehingga bisa melanjutkan pendidikan.
Halim menegaskan, saat ini tugas guru-guru di Bantul khususnya tingkat SMPN memang sangat berat. Namun hal itu bukan menjadi alasan untuk menghadirkan ruang belajar yang ramah anak dan meningkatkan prestasi.
"Kita tahu bersama anak-anak usia SMP ini memasuki masa transisi dari usia anak ke remaja. Sehingga mereka memerlukan banyak perhatian tidak hanya dari guru, masyarakat maupun orang tua," lanjut Halim.
Kasus-kasus kenakalan remaja, pernikahan dini akibat hamil di luar kehendak serta pergaulan yang mengarah ke kehidupan negatif menjadi upaya yang harus diredam oleh para guru.
Karenanya Halim meminta peran aktif para guru bimbingan konseling (BK) untuk memberi perhatian lebih terhadap anak-anak yang bersikap sedikit aneh. Dengan perhatian pada anak secara pribadi yang lebih intens, Halim berkeyakinan mereka akan bisa berubah.
"Kalau tidak fokus dan bekerja secara umum, maka kasus-kasus ini akan terus terjadi. Libatkan peran orang tua dalam pembimbingan. Jangan biarkan mereka memasrahkan total bimbingan pada sekolah," lanjut Bupati.
Secara garis besar, Halim menyatakan pendidikan tetap akan menjadi prioritas dalam program kerjanya. Karena itulah pemangku kepentingan di sektor pendidikan tidak maun-maun karena menanggung tanggung jawab besar.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul Isdarmoko sepakat dengan tantangan menghadirkan metodologi baru dalam proses pengajaran.
"Bupati mencontohkan, bagaimana pembelajaran Bahasa Inggris di SMP dan SMA tidak mampu menjadikan siswa pintar berbahasa. Ini karena guru berpedoman pada buku yang selalu menitik beratkan pada tata Bahasa. Bukan praktek," jelasnya.
Isdarmoko nantinya metode yang bisa dilakukan para guru salah satunya adalah menghadirkan pembicara kunci dalam mata pelajaran untuk menjadi rekan praktek bagi siswa.
"Semua mata pelajaran juga kami minta sama. Ada metodologi baru sehingga lebih menarik siswa untuk mempelajari lebih dalam. Ini sesuai dengan semangat kurikulum Merdeka Belajar," tutupnya.