Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menggelar agenda tahunan 'Kompetisi Bahasa dan Sastra' bagi kalangan pelajar. Ada delapan lomba yang bisa diikuti siswa dari jenjang SD sampai SMA sederajat.
Dalam jumpa pers di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (19/7/2022), Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Ismawati Retno Wigiarti mengatakan acara ini merupakan rangkaian agenda pengembangan, pelestarian, sekaligus perlindungan bahasa dan sastra lokal.
"Selain sebagai upaya pelestarian bahasa dan sastra lokal, kompetisi ini juga diharapkan mampu menghidupkan nilai-nilai kearifan lokal, juga tradisi dan kesadaran akan kekayaan budaya yang dimiliki, terutama generasi muda," terangnya.
Retno mengatakan tahun ini ada delapan perlombaan yang bisa diikuti oleh seluruh pelajar dari SD, SMP sampai SMA sederajat. Lomba-lomba itu yaitu Macapat, Maca Geguritan, Maca Cerkak, Alih Aksara Jawa, Sesorah (Sambutan), Pranatacara, Stand Up Comedy Basa Jawa, dan Mendongeng.
"Perlombaan akan digelar secara online, di mana seluruh peserta diwajibkan mengirimkan karyanya melalui video yang nanti dinilai juri. Kami membuka pendaftaran pada 18-30 Juli, seleksi oleh juri 8-9 Agustus, dan pengumuman lima terbaik 12 Agustus," jelasnya.
Lalu pada 22-25 Agustus 2022, lima terbaik dari masing-masing kategori akan tampil langsung untuk dinilai para juri. Retno mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah hadiah berupa uang tunai, tropi dan sertifikat.
Retno menambahkan agenda tahunan ini merupakan lomba berjenjang tingkat kabupaten/kota hingga DIY. Pemenang pertama, kedua dan ketiga di tingkat Kota Yogyakarta berhak maju ke lomba di tingkat DIY, kecuali lomba mendongeng yang dilaksanakan di tingkat Kota Yogyakarta saja.
Gelaran kegiatan kompetisi bahasa dan sastra ini mengemban harapan untuk mengembalikan marwah orang Jawa dalam berbahasa dan beraksara Jawa. Kemuliaan orang Jawa akan semakin terangkat di ranah dunia dengan mengedepankan identitas lokalitasnya.
"Harapannya Bahasa dan sastra Jawa akan tetap hidup karena benar-benar dihidupi oleh penuturnya serta akan terus berkembang menjadi bagian dari sastra dunia," tutupnya.