Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO—Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kepatihan Kota Solo kunjungi Kelenteng Tien Kok Sie di kompleks Pasar Gede, Sudiroprajan, Solo, Rabu (2/1/2022). Menurut Guru Pendamping, Maria Anakristi Erawati, kegiatan tersebut dalam rangka Outing Class.
"SDN Kepatihan sudah rutin melakukan Outing Class. Sebelum pandemi, yang datang ke sini yaitu kelas V. Saya dulu juga mengantar. Kunjungan kali ini yaitu kelas III dengan jumlah 24 siswa. Namun yang bisa datang hanya 17 siswa," kata dia ketika diwawancarai Eduwara.com selepas kegiatan.
Kali ini, kunjungan itu diundang oleh Presiden Aeng-Aeng, Mayor Haristanto. Menurut Maria, kegiatan itu berkaitan dengan mata pelajaran PPKn dan Seni Budaya. Kemudian siswa juga mendapatkan pemahaman toleransi beragama.
Lebih lanjut, guru wali kelas III itu mengatakan kunjungan tersebut bermanfaat untuk siswa dalam mengetahui salah satu agama resmi di Indonesia yaitu Konghucu.
"Bukan berarti ikut ibadahnya, namun karena sudah diakui setidaknya harus mengenalnya baik nama tempat ibadah dan macam-macam isi di dalamya. Ternyata ada lampion, lilin, dan patung dewa," jelas Maria.
Pantauan Eduwara.com, sebelum diajak berkeliling, siswa diberi penjelasan oleh Ketua Yayasan Klenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluya mengenai fungsi Kelenteng sebagai tempat ibadah tiga agama yaitu Konghucu, Buddha, dan Taoisme.
Setelah dijelaskan, mereka diajak berkeliling di dalam Kelenteng. Siswa sekolah itu terlihat antusias mendengar penjelasan Sumantri terkait macam-macam benda di dalamnya. Demikain pula orang tua yang mendampingi anak-anak.
Sementara itu, Presiden Aeng-Aeng yang juga Inisiator Outing Class, Mayor Haristanto mengatakan adanya momentum Imlek sudah selayaknya siswa mengenal budaya Tionghoa dan Kelenteng.
"Saya yakin mereka sering lewat Kelenteng, namun tidak tahu isinya. Prinsipnya, adanya Outing Class ini siswa jadi belajar akulturasi budaya dan dikenalkan perbedaan agama sejak dini," jelas dia.
Di sisi lain, Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluya mengatakan inti penjelasan yang disampaikan kepada siswa yaitu toleransi.
Terkait hal itu, Sumantri mencontohkan kelenteng tersebut yang menjadi tempat ibadah tiga agama. Kemudian dia menekankan kepada siswa agar tidak hanya mementingkan diri sendiri maupun kelompok pribadi.
Salah satu orang tua siswa, Patmini mengatakan kegiatan itu memberi pengetahuan kepada dia maupun anaknya.
"Adanya Outing Class ini menambah pengetahuan, yang tadinya tidak tahu tentang kelenteng jadinya tahu. Ya jarang-jarang juga masuk ke sini," kata dia yang juga orang tua Nabila Adelavita Putri itu.
Patmini berharap tahun depan bisa diadakan Outing Class kembali. Tidak hanya di Kelenteng namun tempat ibadah agama yang lain. (K. Setia Widodo)