logo

Sekolah Kita

PTM Terbatas SMAN 1 Karanganyar Bangkitkan Minat Belajar Siswa

PTM Terbatas SMAN 1 Karanganyar Bangkitkan Minat Belajar Siswa
Suasana pembelajaran tatap muka terbatas SMAN 1 Karanganyar, Senin (3/1/2022). (Eduwara.com/Dok. Istimewa SMAN1 Karanganyar)
Redaksi, Sekolah Kita08 Januari, 2022 20:15 WIB

Eduwara.com, KARANGANYAR—SMAN 1 Karanganyar menerapkan sistem sif bagi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas. PTM terbatas itu dinilai mampu bangkitkan semangat belajar siswa.

Hal itu disampaikan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Karanganyar, Drs. Bagus Nugroho, M.Pd kepada Eduwara.com, Kamis (6/1/2022). "Kami mengacu kepada SKB empat menteri dan peraturan Sekda Jawa Tengah yang sebetulnya untuk PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) level 2 diperbolehkan 100 persen. Namun untuk kehati-hatian bersama, kantor wilayah cabang VI menganjurkan walaupun 100 persen tetapi diberlakukan pergantian sif," kata dia.

Untuk sif pertama dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga 09.00 WIB, sif kedua 09.15 WIB sampai 11.15 WIB. Hari Senin-Kamis per sif dibagi tiga jam pelajaran, sedangkan hari Jumat hanya dua jam pelajaran.

Dalam pemberlakuan sistem protokol kesehatan, selain penggunaan masker dan cek suhu SMAN 1 Karanganyar menambahkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi bagi siswanya.

"Siswa secara keseluruhan belum bisa melakukan scan aplikasi Peduli Lindungi. Hal itu karena kedatangan mereka hampir bersamaan. Daripada membuat kerumunan, mereka melakukan scan setidaknya satu kali. Kalau ketika datang belum ya pas pulangnya," jelas dia.

Karakter Siswa

SMAN 1 Karanganyar juga memaksimalkan jam pelajaran yang telah dikurangi waktunya. Agar proses belajar mengajar efektif, selain siswa atau guru mata pelajaran yang bersangkutan tidak boleh orang lain masuk ke dalam kelas. 

Suasana pembelajaran tatap muka terbatas SMAN 1 Karanganyar, Senin (3/1/2022). (Eduwara.com/Dok. Istimewa SMAN1 Karanganyar)

 

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, Drs. Brata, M.Pd menjelaskan dengan tatap muka materi pelajaran bisa lebih maksimal disampaikan kepada siswa daripada ketika daring.

"Ketika offline selain penyampaian materi lebih maksimal juga menjadi sarana pembentukan karakter siswa. Andai kata ada murid yang melanggar tata tertib sekolah langsung bisa ditegur," kata dia ketika diwawancarai Eduwara.com di kantornya.

Brata menambahkan setelah kegiatan belajar selesai, Satuan Pengaman dan Penertiban Ketertiban Sekolah (STP2K) akan mengimbau siswa untuk segera meninggalkan sekolah. Hal itu untuk menjaga situasi dan kondisi sesuai protokol kesehatan.

Selain itu pembelajaran tatap muka secara terbatas juga dinilai membangkitkan minat belajar siswa. "Kami semua tahu kalau minat belajar siswa saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) itu berkurang dan tidak maksimal. Maka saat offline ini kami upayakan memotivasi anak untuk bangkit kembali agar semangat dalam belajar," kata dia.

Sementara itu, salah seorang siswi Kelas XI MIPA 8, Lailla Nirmala Tjatur Utari, mengatakan dirinya tidak merasa kesulitan untuk menyesuaikan waktu pembelajaran.

"Enggak sulit sih, soalnya dari pemerintah membatasi jam PTM. Tapi agak aneh kalau pukul 11.00 WIB sudah pulang, kan biasanya sampai sore. Ya jadinya menyesuaikan saja," ujar dia ketika dihubungi Eduwara.com seusai sekolah. (K. Setia Widodo)

Editor: Riyanta

Read Next