logo

Art

43 Seniman Cilik Pamerkan Karya di Ajang Pameran Seni Lukis Anak dan Remaja Indonesia

43 Seniman Cilik Pamerkan Karya di Ajang Pameran Seni Lukis Anak dan Remaja Indonesia
Pameran Seni Lukis Anak dan Remaja oleh Naturalis Art & Culture, Sabtu (3/9/2022) di Galeri Seni Budaya TBJT Solo. (Eduwara/K. Setia Widodo )
Redaksi, Art05 September, 2022 13:36 WIB

Eduwara.com, SOLO – Sebanyak 43 seniman anak dan remaja memamerkan total 70 karya lukis dalam ajang Pameran Seni Lukis Anak dan Remaja Indonesia.

Ajang itu digelar oleh Sanggar seni Naturalis Art & Culture pada  Sabtu-Selasa (3-6/9/2022) di Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo.

Ketua Panitia Pameran Seni Lukis Anak dan Remaja Indonesia Elia Dewi Ratnasari menuturkan konsep awal penyelenggaraan pameran ialah melatih kreativitas anak dan remaja. 

“Salah satu media pembelajaran kreativitas yakni melalui kegiatan kesenian, dan yang paling memungkinkan adalah seni rupa. Analoginya begini, kita tidak bisa bermain kreativitas di ilmu eksakta. Satu tambah satu harus dua. Berbeda dengan konsep kesenian, mau menggambar gunung dua, tiga, empat, bebas,” ujar dia ketika diwawancarai Eduwara.com, Sabtu (3/9/2022) selepas pembukaan pameran.

Artinya, sambung dia, pameran tersebut bertujuan untuk melatih anak berkreativitas. Salah satu memacu kreativitas adalah mempresentasikan dengan bentuk pameran. “Hasil akhir tidak menjadi persoalan, tetapi yang terpenting adalah proses membangun kreativitasnya,” tambah dia.

Elia melanjutkan, anak dan remaja dipilih karena sejalan dengan Naturalis Art & Culture yang menjadi sanggar seni anak-anak. Sehingga ada regenerasi untuk membangun jiwa maupun semangat melalui kesenian.

“Karena kesenian melatih rasa dan kepekaan. Generasi sekarang ini butuh sentuhan lewat momen kebudayaan. Sementara waktu ini, kita kan selalu bermain di wilayah eksak. Di sisi ruang yang lain, kita ada krisis moral, yang bisa menutupinya adalah kebudayaan dan agama,” jelas dia.

Lebih lanjut, mayoritas seniman anak dan remaja yang ikut berasal dari wilayah Solo Raya. Tetapi ada juga yang berasal dari Aceh, Jogja, Gresik, Semarang, Malang, bahkan Bali. Sekitar 25 karya berasal dari anak-anak yang mengikuti Naturalis Art & Culture. Sedangkan yang lain terbuka untuk umum.

Sementara itu, Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solo, Tri Hono Setyo Putro dalam sambutannya mengaku bangga dengan para peserta pameran.

“Saya bangga berada di tengah anak-anak di sini. Selama ini, kita selalu bicara mengenai kota layak anak dengan segala potensi dan keadaan anak. Namun kali ini saya percaya bahwasanya masa depan Solo untuk menjadi kota layak anak sangat cerah,” kata dia.

Tri Hono menambahkan, walaupun diselenggarakan dengan konsep yang bisa dikatakan sederhana, namun dia menganggap pelaksanaan kegiatan itu luar biasa. 

Dia berharap, ke depannya kegiatan seperti itu bisa menghiasi media infotainment yang ada di pemerintah Kota Solo. (K. Setia Widodo)

Read Next