logo

Sekolah Kita

Antisipasi Kecurangan, MAN 1 Solo Gunakan CBT saat Ujian Madrasah

Antisipasi Kecurangan, MAN 1 Solo Gunakan CBT saat Ujian Madrasah
Pelaksanaan Ujian Madrasah kelas XII IPS 5 dan XII IPS 2 MAN 1 Solo, Selasa (22/3/2022). (EDUWARA/K. Setia Widodo)
Redaksi, Sekolah Kita22 Maret, 2022 19:15 WIB

Eduwara.com, SOLO - Sesuai Prosedur Operasional Standar (POS) yang dikeluarkan Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, pelaksanaan Ujian Madrasah (UM) disesuaikan oleh masing-masing madrasah penyelenggara. Sejak Senin (21/3/2022), Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Solo menyelenggarakan ujian tersebut hingga 31 Maret mendatang.

Salah seorang panitia ujian, Churun Maslachah mengatakan sebanyak 462 siswa kelas XII mengikuti ujian itu.

"Ujian diikuti 462 siswa yang terdiri atas 184 jurusan IPA, 211 IPS dan 67 Program Khusus (PK). Pelaksanaan ujian menggunakan sistem aplikasi Computer Based Test (CBT) online melalui gawai atau laptop," kata Churun Maslachah kepada Eduwara.com, Selasa (22/3/2022), di Ruang Sekretariat Ujian MAN 1 Solo.

Siswa menempati 25 ruangan yang diawasi guru dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Ujian tersebut dilaksanakan serentak di akhir Maret berdasarkan Kalender Akademik Madrasah Aliyah.

Ujian berakhir berdasarkan jumlah mata pelajaran yang diujikan di madrasah masing-masing. Untuk MAN 1 Solo, satu jurusan ada 20 mata pelajaran, sehingga diperlukan 10 hari. Mata pelajaran yang diujikan adalah yang dipelajari saat berada di kelas XII.

UM menjadi salah satu syarat kelulusan selain nilai rapor semester I-VI, laporan sikap baik, dan nilai minimal kelulusan siswa. Dengan demikian, semua siswa wajib mengikuti ujian itu.

Ciptakan Kejujuran saat Ujian

Pelaksanaan UM MAN 1 Solo menggunakan sistem aplikasi CBT online. Aplikasi tersebut dikembangkan oleh Tim Teknisi MAN 1 Solo. Soal yang diujikan merupakan hasil kolaborasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah itu.

"Jadi bukan MGMP luar, tetapi antar guru yang serumpun. Di situ ada kegiatan validasi soal, kisi-kisi, dan lainnya. Saat validasi dan finalisasi juga dihadiri pengawas, kemudian soal-soal itu disahkan," jelas dia yang juga staf kurikulum madrasah itu.

Dengan aplikasi CBT, siswa tidak bisa pindah maupun membuka aplikasi lain, bahkan browsing internet. Sehingga siswa harus membuka aplikasi tersebut hingga berakhirnya waktu ujian.

"Jika siswa membuka soal baru ya di-restart lagi. Jadi insya Allah dalam hal kejujuran bisa diciptakan di situ," ungkap dia.

Churun menambahkan, seminggu sebelum ujian sudah diadakan simulasi untuk meminimalisir kendala. Dalam simulasi tersebut siswa bisa mengetahui laptop ataupun gawainya support aplikasi atau tidak.

"Ketika simulasi, laptop maupun gawai siswa yang tidak support dikondisikan oleh pihak teknisi. Sehingga pelaksanaan ujian hari pertama bisa lancar," imbuh dia.

Sementara itu, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum, Ali Muhson menuturkan seluruh guru pengawas ruangan sudah diberi pelatihan saat simulasi ketika ada kendala.

"Masing-masing kelas sudah ada proktor yang bertanggung jawab. Misalnya ada kelas yang mengalami kendala, guru pengawas ruangan akan menghubungi proktor kelas yang bersangkutan," jelas dia.

Ali melanjutkan, siswa diperbolehkan membawa dua gawai untuk cadangan. Namun jika salah satu gawai sudah bisa digunakan, gawai yang satunya harus dikumpulkan kepada guru pengawas.

Menurut dia, sistem ujian berbasis online yang diawasi langsung berupaya meminimalisir kecurangan dengan memanfaatkan teknologi.

"Ada madrasah yang online saja tanpa tatap muka, juga ada yang masih menggunakan kertas. Nah kami mengatasi keduanya dengan menggunakan tes online tetapi tatap muka. Hal ini mengantisipasi kecurangan dengan tetap memanfaatkan teknologi," ujar dia. (K. Setia Widodo)

Read Next