Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Fathul Wahid periode 2018—2022 kembali melanjutkan masa kepemimpinannya hingga 2026.
Penetapan itu tertuang dalam Ketetapan Panitia Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor UII Periode 2022-2026, No. 11/SK-PP/III/2022 Tentang Penetapan Rektor Terpilih pada Rabu (9/3/2022).
Ketua Panitia Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor UII Periode 2022-2026 Masduki mengungkapkan proses pemilihan Rektor berjalan lancar. Seluruh tahapan pemilihan sejak di fakultas hingga Senat Universitas berlangsung baik.
"Partisipasi dari sivitas akademika tinggi, 85 persen di tingkat pemilih umum dan 80 persen di Senat. Bagi saya pemilihan kali ini bernuansa kolaboratif dan mencerminkan kedewasaan para pihak seperti kontestan, juga pimpinan universitas, fakultas, badan wakaf dan seluruh sivitas akademika," tutur Masduki, Kamis pagi (10/3/2022).
Dia mengatakan pasca ditetapkan, sivitas akademis UII Yogyakarta menunggu terwujudnya gagasan dan agenda-agenda strategis yang disampaikan saat pemaparan action plan agar menjadi lebih baik.
"UII itu terdiri dari tiga diksi: universitas, Islam dan Indonesia. Ini suatu kombinasi unik antara tugas penyedia dan inovator ilmu pengetahuan yang universal, holistik, dengan amanah untuk meneguhkan nilai-nilai ke-Islam-an dalam rumah besar bernama Indonesia yang majemuk," terang Masduki.
Rektor terpilih akan dilantik pada 1 Juni 2022. Wakil Rektor akan ditetapkan oleh Senat UII atas nama-nama dari yang diusulkan oleh Rektor terpilih.
Dihubungi terpisah, Fathul menyatakan menahkodai UII sebagai universitas besar dengan titipan amanah sejarah yang berat, bukan perkara mudah. Pengalaman empat tahun menegaskan itu.
"Ini amanah yang sangat berat. Namun saya beruntung dan bersyukur dikelilingi para kolega yang sangat membantu," ucapnya.
Sebelumnya pada Senin (7/3/2022) Panitia Pemilihan mengajukan tiga nama Calon Rektor hasil dari pemilihan Senat Universitas ke Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) UII. Ketiga nama Fathul Wahid, Riyanto, dan Ilya Fadjar Maharika.
Fathul Wahid menawarkan rencana aksi tentang bagaimana UII menahan laju liberalisasi universitas atau godaan menjadi bagian dari agenda neoliberal.