logo

Kampus

Hadiri Public Lecture, Wamenag Kupas Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan

Hadiri Public Lecture, Wamenag Kupas Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan
Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa'adi (kiri) dalam Public Lecture yang diselenggarakan UIN Raden Mas Said Solo, Rabu (15/6/2022). (EDUWARA/Humas UIN Raden Mas Said Solo)
Redaksi, Kampus16 Juni, 2022 18:25 WIB

Eduwara.com, SUKOHARJO – Kampus yang unggul dan kompetitif harus didukung dengan sumber daya yang unggul dan kompetitif. Jangan terjebak dengan zona nyaman dan tidak berani melakukan perubahan, terus melakukan inovasi-inovasi kreatif dan inovatif yang relevan dengan tuntutan zaman.

Demikian pesan Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa'adi dalam Public Lecture bertajuk Strategi Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Menuju Indonesia Emas 2045, Rabu (15/6/2022). Acara tersebut diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Solo di Aula Rektorat Lantai III.

"Jangan hanya menjadi penumpang, yang hanya naik lalu duduk atau tidur kemudian tiba-tiba sampai. Namun jadilah pengemudi yang tahu kapan harus menambah atau mengurangi kecepatan atau bahkan berhenti. Harus belok ke kanan dan ke kiri yang selalu siap dengan segala tantangan yang ada di depan," jelas Zainut Tauhid Sa’adi seperti dilansir Eduwara.com, Kamis (16/6/2022) dari laman web resmi UIN Raden Mas Said Solo.

Wamenag mendorong kampus yang belum lama beralih status dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) tersebut untuk terus meningkatkan layanan kepada masyarakat dan terus meningkatkan prestasi nasional maupun internasional.

"Ke depan kita akan melihat orang-orang sukses dan tokoh-tokoh nasional di Indonesia yang lahir dari UIN Raden Mas Said Solo. Tidak hanya pintar, tetapi juga bermanfaat untuk bangsa dan negara. Tidak hanya cerdas melainkan juga berakhlakul karimah," pungkas dia.

Dalam sambutannya, Rektor UIN Raden Mas Said Solo, Mudofir menyampaikan, PTKIN di bawah naungan Kementerian Agama mempunyai tugas dan fungsi yang berat dalam mempersiapkan calon generasi penerus bangsa.

"PTKIN berbeda dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang memiliki kewenangan membuka dan mengembangkan program studi umum seluas-luasnya. Berbeda dengan PTKIN yang hanya 40 persen," ungkap dia.

Menurut Mudofir, sudah menjadi wajib hukumnya bagi UIN Raden Mas Said sebagai PTKIN untuk selalu berupaya dalam meningkatkan layanan pendidikan yang relevan dengan perubahan zaman dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Kegiatan itu, sambung dia, menjadi langkah awal untuk mempersiapkan alumni-alumni yang kompeten serta berdaya saing dalam rangka menuju Indonesia emas di tahun 2045 dan menjadi bangsa terbesar keempat di dunia. (K. Setia Widodo/*)

Read Next