Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) mencatat hanya ada sekitar 56 perguruan tinggi di Indonesia yang sudah berstatus akreditasi Unggul atau dulu dikenal sebagai Akreditasi A.
Angka itu hanya di kisaran 1 persen bila dibandingkan dengan jumlah perguruan tinggi se-Indonesia Raya yang mencapai 4.593 unit.
Angka ini disampaikan Ketua APTISI Jawa Barat Eddy Yusuf dalam rilis yang dikirimkan ke Eduwara pada Minggu (9/4/2023) malam.
"Hanya 56 dari 4.593 perguruan tinggi di Indonesia yang telah memperoleh akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Sedangkan di Jawa Barat dan Banten, terdapat 453 perguruan tinggi swasta, namun baru tujuh yang memperoleh akreditasi unggul," kata Eddy saat dilansir pada Senin (10/4/2023).
Kondisi ini menurut Eddy menjadi pekerjaan rumah yang sangat, sangat besar bagi semua guna mencapai target ke unggul. Baginya sebagai solusi efektif mengatasi kondisi ini atau minimal meningkatkan jumlah perguruan tinggi yang terakreditasi unggul adalah beradaptasi dengan perkembangan jaman. "Yang kuat adalah dia yang bisa cepat beradaptasi. Jadi kita sebagai kampus, ukuran tak jadi soal, yang penting harus bisa beradaptasi,"tegasnya.
Eddy mengatakan beberapa langkah yang semestinya dilakukan para pengelola perguruan tinggi dimana salah satunya adalah memiliki sistem akademik berbasis digital yang dapat mengintegrasikan seluruh kebutuhan perguruan tinggi.
Sistem digital menurutnya juga harus mampu membuat laporan yang tepat dan akurat kepada Pemerintah, karena terkait dengan pemantauan mutu dan akreditasi.
"Sangat sulit untuk mengambil keputusan dan menjamin mutu, tanpa data dan sistem yang terintegrasi. Yang paling penting dari semua itu, karena dikelola oleh banyak kepala, maka antar insan perlu bergotong royong dan menyingkirkan ego pribadi," ungkapnya.
Direktur Kemitraan SEVIMA Ridho Irawan menambahkan dengan jumlah mahasiswa yang banyak dan juga pintar, akan menjamin mutu di perguruan tinggi tersebut.
"Aspek finansial perguruan tinggi juga dapat terjaga, karena perguruan tinggi dapat mengelola dana yang cukup untuk meningkatkan fasilitas kampus sekaligus menggaet talenta-talenta terbaik bangsa sebagai dosen dan staf," paparnya.
Ketiadaan anggaran, akibat pengelolaan perguruan tinggi dan penerimaan mahasiswa baru yang belum maksimal, menurutnya masih banyak menjadi keluhan di banyak perguruan tinggi, sehingga pengelolaan berbasis data, dengan analisa dan target yang jitu, agar kampus mendapatkan dampak untuk peningkatan mutu.