logo

Kampus

Kehadiran Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah Diyakini Pacu Riset Peradaban Islam

Kehadiran Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah Diyakini Pacu Riset Peradaban Islam
Cendekiawan muslim Indonesia Amin Abdullah (Istimewa)
Setyono, Kampus05 April, 2023 14:52 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Cendekiawan muslim Indonesia Amin Abdullah meyakini kehadiran berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) akan semakin memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu dan peradaban.

Hal ini disampaikan Amin saat dirinya menjadi pembicara dalam acara Pengajian Ramadhan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (4/4) sore. "Hal ini dikarenakan perguruan tinggi adalah salah satu institusi yang dapat menjadi sumber pengembangan keilmuan," kata Amin dalam rilis yang dikirimkan Rabu (5/4/2023).

Amin mengatakan krisis kebudayaan Islam yang terjadi pada abad ke-12 hingga 13 menjadi penyebab kemunduran peradaban Islam. Padahal pengembangan yang dilakukan secara signifikan di ranah keilmuan dan kebudayaan dapat memicu majunya sebuah peradaban.

"Pada masa dinasti Abbasiyah, peradaban Islam mengalami kemajuan yang tidak lain disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan berupa kolaborasi dari seluruh ilmuwan pada saat itu, sekaligus perkembangan budaya berupa keterbukaan pemikiran, toleransi dan kesetaraan," jelas Amin.

Pada masa sekarang, mulai muncul minat membangkitkan kembali tujuan sosial dari didirikannya pendidikan perguruan tinggi. Hal ini juga tidak hanya terjadi di kalangan Islam, Amin mengatakan Eropa dan Amerika pun kembali menggaungkan kampanye 're-emerging interest in the social purpose of higher education'.

Amin yang juga merupakan guru besar ilmu filsafat ini menyampaikan unsur-unsur yang telah dan akan selalu dipenuhi oleh PTMA dalam mengamalkan tujuan sosial dari perguruan tinggi demi menjaga pengembangan ilmu dan peradaban.

"Yang pertama adalah civic rules atau peran-peran sosial yang dimiliki oleh dosen dan karyawan dari PTMA di seluruh Indonesia. Dengan begitu, sekaligus dapat mengenalkan ide-ide kemajuan, kesetaraan dan kejujuran dari Muhammadiyah kepada seluruh lapisan masyarakat," ungkapnya.

Poin kedua yang disampaikan Amin adalah meninggalkan cara berpikir yang egois dan sempit, menjadi karakter yang lebih terbuka.

"Pendidikan tinggi itu sudah berada di tingkat paling atas. Namun, jika output yang dihasilkan itu turun derajatnya dan berpikiran rendah, maka apa artinya kita mendirikan PTMA jika alumninya berpikiran rendah dan sempit," ujar Amin.

Selain kontribusi di bidang sosial, bidang sains pun menjadi fokus utama dari PTMA. Sains menjadi bidang yang penting, karena menurut Amin berdasarkan berbagai data dalam keilmuan ekonomi, sebuah negara tidak bisa jika hanya bergantung kepada sumber daya alam.

"Karena berdasarkan data, 60 persen dari tingkat kemiskinan di seluruh dunia justru berasal dari negara-negara dengan SDA yang melimpah. Dari keresahan ini, saya kira jika Muhammadiyah melalui PTMA berijtihad untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, akan menjadi sumbangan yang sangat besar," imbuh Amin.

Amin pun menegaskan sumber daya baik berupa dana maupun infrastruktur untuk riset dan pengembangan harus diperbarui. Karena kalau ingin mengembalikan peradaban Islam yang berkemajuan, harus fokus mengembangkan dana riset untuk menunjang penelitian ke depannya.

Read Next