logo

EduBocil

Kenali Potensi Peserta Didik, Kurikulum Merdeka Memotivasi Anak Menjadi Juara

Kenali Potensi Peserta Didik, Kurikulum Merdeka Memotivasi Anak Menjadi Juara
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BSKAP, Zulfikri Anas, dalam webinar Impelementasi Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar Seri 1: Filosofi Kurikulum Merdeka, Senin (18/4/2022). (Youtube Ditpsdtv)
Redaksi, EduBocil19 April, 2022 02:26 WIB

Eduwara.com, JAKARTA – Proses pembelajaran yang ideal betul-betul memberikan ruang seluas-luasnya kepada peserta didik menemukan cara yang tepat untuk mengembangkan potensi masing-masing. Sehingga mereka menyadari sejak dini bahwa perbedaan potensi merupakan perbedaan posisi yang sangat berguna ketika saling berkolaborasi.

Hal tersebut disampaikan Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BSKAP, Zulfikri Anas, dalam webinar Implementasi Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar Seri 1: Filosofi Kurikulum Merdeka, Senin (18/4/2022). Webinar tersebut diselenggarakan Direktorat Jenderal Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek melalui Zoom dan siaran langsung YouTube.

Zulfikri melanjutkan, Kurikulum Merdeka berpijak dari pemikiran-pemikiran dan filosofi yang diutarakan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara.

“Satu hal yang menarik adalah hidup tumbuhnya anak-anak terletak di luar kecakapan atau kehendak kaum pendidik. Anak-anak itu sebagai makhluk, sebagai manusia, sebagai benda hidup, teranglah hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri,” kata dia.

Kurikulum, sambung Zulfkri, memiliki pengertian jalan, maksudnya jalan atau alat yang disiapkan kepada seluruh anak agar bisa menemukan kodrat atau fitrah di dalam dirinya. Hal tersebut karena masing-masing anak memiliki tanggung jawab penuh untuk mengembangkan potensi-potensi unik yang sudah menjadi titipan Ilahi.

“Kita tahu bahwa Tuhan tidak mengenal produk gagal. Jadi setiap anak memiliki keistimewaan yang luar biasa, memiliki keunikan dan seperti planet, yaitu memiliki orbit masing-masing. Kurikulum Merdeka menyediakan layanan kepada setiap peserta didik agar sejak dini mengenal potensi-potensi anak,” jelas dia.

Zulfikri menyarankan, sebelum melakukan pembelajaran, guru terlebih dahulu mengenali peserta didik. Di minggu-minggu pertama memulai pembelajaran, berfokus kepada pengenalan pada anak terlebih dahulu. Guru bisa melakukan asesmen tahap awal untuk mendapatkan peta kemampuan-kemampuan awal masing-masing peserta didik.

Memudahkan Peserta Didik dan Guru

Keunggulan-keunggulan Kurikulum Merdeka memudahkan bagi peserta didik maupun guru dalam proses pembelajaran. Keunggulan yang pertama adalah lebih sederhana dan mendalam. Hal tersebut berangkat dari keluhan guru terkait banyaknya materi yang harus disampaikan dengan waktu yang relatif padat. Kurikulum Merdeka berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.

Keunggulan kedua yaitu guru mengajar sesuai dengan capaian dan perkembangan peserta didik sehingga tidak terburu-buru mengejar ketuntasan materi, namun memberi pelayanan sesuai kondisi peserta didik.

“Misalnya hari ini anak belum bisa mengurutkan bilangan, besok menjadi bisa. Sementara yang sudah bisa mengurutkan, berbagi dengan temannya atau mendapat tugas mandiri yang lebih mendalam, dan anak yang lain juga sesuai dengan kemampuannya. Sehingga semua anak merasa memiliki jalan masing-masing, merasakan menikmati dunia pendidikan, dan didampingi orang yang paham dengan kebutuhannya,” ujar dia.

Keunggulan ketiga yakni lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya.

“Melalui Kurikulum Merdeka, kita hadir sebagai yang menemani, memfasilitasi, mendorong, dan memotivasi setiap anak sehingga menjadi sang juara di bidangnya masing-masing,” tegas dia. (K. Setia Widodo)

Read Next