logo

Kampus

Pembelajaran Biologi di Sekolah, Tetap Membutuhkan Tatap Muka

Pembelajaran Biologi di Sekolah, Tetap Membutuhkan Tatap Muka
Guru Besar Bidang Strategi Pembelajaran Biologi dari UNY Prof Dr Paidi (EDUWARA/Humas UNY)
Setyono, Kampus18 April, 2022 20:23 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Guru Besar Bidang Strategi Pembelajaran Biologi dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Paidi mengatakan konsep pembelajaran tatap muka masih diperlukan untuk penyampaian materi di sekolah.

"Khususnya pada mata pembelajaran Biologi. Meski nanti, pembelajaran dalam jaringan (Daring) masih menjadi moda utama proses pembelajaran pasca pandemi Covid-19," kata Paidi, Senin (18/4/2022).

Dalam pandangannya, penyampaian materi pembelajaran biologi, baik di sekolah maupun perguruan tinggi, memang dengan konsep tatap muka atau luar jaringan (luring).

Lewat luring, pembelajaran disampaikan menggunakan objek dan persoalan biologi nyata. Sedangkan penggunaan ICT hanya dalam konteks dan kondisi khusus, sebagai bahan belajar.

"Di luring, unsur context, content, dan contoh nyata pada pembelajaran ideal-konvensional ini dipandang sangat urgent untuk membangun pengetahuan, keterampilan, dan afektif siswa," ungkapnya.

Sedangkan pada daring, nantinya akan cenderung menggunakan media dan bahan belajar yang semuanya tidak nyata, yang tersedia di dunia maya. Karenanya kepraktisan, fleksibilitas, efisiensi waktu, dan beberapa aspek fisibilitas yang dijanjikan dalam pembelajaran daring dapat dipadukan dengan pembelajaran luring memunculkan konteks alamiah dan aktivitas fisik.

Pemanfaatan objek dan persoalan biologi, bagi Paidi, perlu diupayakan tetap terjadi melalui berbagai modifikasi. Rekaman, tiruan, dan animasi objek dan persoalan biologi perlu semaksimal mungkin diidentifikasi, diorganisasi dan dimanfaatkan, sebagai objek serta persoalan nyata.

Pendidikan Abad Ke-21

Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY itu mengatakan pendidikan abad ke-21 mengarah pada dihasilkannya siswa yang mampu menerapkan teknologi melalui literasi digital, kreatif, berpikir kritis, dan memiliki keterampilan interpersonal dan sosial yang sangat baik.

"Oleh karenanya, kurikulum Biologi di SMA/MA juga harus mengakomodasi materi dan kegiatan pembelajaran yang mampu membekali dan melatih  keterampilan abad ke-21, antara lain keterampilan berpikir kritis dan kreatif, sikap ilmiah, dan nilai-nilai afektif lainnya yang relevan," jelasnya.

Ke depan, biologi perlu berintegrasi dengan pengetahuan/disiplin ilmu lain, seperti teknik, ilmu komputer, fisika, kimia dan matematika untuk memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah  sosial, lingkungan, energi, kesehatan, dan masalah global lainnya.

Guru Biologi, oleh Paidi, dituntut siap dan mampu merancang kegiatan pembelajaran yang potensial mengembangkan keterampilan abad ke-21, di mana lingkungan pembelajaran abad 21 berbeda dibandingkan suasana era industri.

"Abad 21 sangat kental dengan teknologi digital. Siswa era milenial cenderung memiliki literasi digital lebih baik merupakan social network, sangat senang bekerja secara individu maupun berkolaborasi dengan siswa lainnya," tutupnya. 

Read Next