logo

Sekolah Kita

Tahun Ini, Disdikpora DIY Targetkan Lima SMKN Berstatus BLUD

Tahun Ini, Disdikpora DIY Targetkan Lima SMKN Berstatus BLUD
Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya, Senin (18/4/2022) menargetkan akhir tahun ini ada lima SMKN yang akan berstatus BLUD. (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Sekolah Kita18 April, 2022 19:58 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta, Didik Wardaya menargetkan akhir tahun ini ada lima Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) yang akan berstatus Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD).

"Dengan status BLUD, maka sekolah mendapatkan kebebasan untuk mengelola pendapatannya untuk pengembangan kurikulum yang sesuai dengan teaching factory,” kata Didik di SMKN 6 Yogyakarta, Senin (18/4/2022).

Dari total 38 SMKN yang ada di DIY, Didik menyatakan baru tiga SMKN yang sudah berstatus BLUD sampai saat ini. Selain SMKN 6 Yogyakarta, dua sekolah lainnya yaitu SMKN 1 Wonosari (Kabupaten Gunungkidul) dan SMKN 1 Sewon (Kabupaten Bantul).

Dengan konsep pengelolaan pendapatannya sendiri, tanpa harus disetorkan ke kas daerah, sekolah yang berstatus BLUD akan mampu mengembangkan berbagai sarana prasarana serta infrastruktur pembelajaran sesuai dengan dunia kerja.

"Sehingga materi yang disampaikan kepada siswa otomatis mereplika kondisi nyata pada industri. Ini menghadirkan link and match antara pendidikan di sekolah dengan dunia kerja," lanjutnya.

Didik menyatakan sebenarnya pihaknya mendorong semua SMKN berstatus BLUD ke depan. Namun ini semua tergantung dari kesiapan sekolah dalam memenuhi persyaratan BLUD di antaranya adalah rencana bisnis dan pengelolaan anggaran.

Sejumlah siswa di program keahlian Tata Boga dan Tata Busana SMKN 6 Yogyakarta tengah berpraktik, pada Senin (18/4/2022). SMKN 6 menjadi satu dari tiga SMKN yang sudah berstatus BLUD di DIY. (EDUWARA/Setyono)

Sebagai BLUD, sekolah-sekolah ini bisa menerapkan konsep industri murni sebagai skema pembelajaran bagi siswa. Didik mencontohkan di SMKN 6 Yogyakarta, selain sudah memiliki hotel untuk penginapan umum, mereka juga memiliki cafetaria yang sepenuhnya dikelola siswa.

"Tahun ini kita menargetkan lima SMKN di DIY berstatus BLUD menyusul tiga sebelumnya. Seingat saya SMKN 5 Yogyakarta, SMKN Cangkringan (Sleman), SMKN 1 Pandak (Bantul) dan dua lainnya lupa saya," ujarnya.

Kepala SMKN 6 Yogyakarta Wiwik Indriyani mengatakan melalui usaha perhotelan dan cafetaria, anak didiknya diajarkan langsung mempraktikkan jam masuk kerja, yaitu lima hari kerja satu hari libur.

"Kedua usaha ini sepenuhnya dikelola dan dijalankan siswa secara bergantian sesuai jadwal yang sudah mereka susun. Demikian juga dengan siswa-siswa di program keahlian yang lain," jelasnya.

Pada program keahlian Tata Boga dan Tata Busana, Wiwit menjelaskan para siswa diminta menyusun konsep produk dan pemasaran di bawah pengawasan guru. Dari hasil penjualan produk, lima persen menjadi milik siswa. 

Read Next