logo

Kampus

Minat Berorganisasi Merosot, UGM Akui Kegiatan Ekstrakurikuler dalam SKS

Minat Berorganisasi Merosot, UGM Akui Kegiatan Ekstrakurikuler dalam SKS
Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus09 Mei, 2023 15:18 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Minimnya minat mahasiswa untuk berorganisasi, menjadikan Rektorat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan terobosan dengan memberikan pengakuan pada pencapaian, prestasi, dan keterlibatan aktif mahasiswa dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, dalam bentuk Satuan Kredit Semester (SKS).

Pengakuan terhadap kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa akan diatur dan tertuang di Peraturan Rektor tentang Rekognisi Kegiatan Ekstrakuler yang segera diterbitkan.

"Minat mahasiswa untuk berorganisasi merosot. Padahal, pembelajaran yang diperoleh mahasiswa melalui kegiatan di luar ruang kelas perkuliahan menjadi pelengkap bagi pembelajaran yang mereka peroleh dari para dosen," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni, Arie Sujito, Selasa (9/5/2023).

Sebelum mengambil keputusan itu, Arie mengatakan pihaknya telah berdiskusi ke berbagai pihak yang tujuannya untuk mempermudah para mahasiswa tanpa mengurangi kualitas seiring dengan berjalannya ruang bagi para mahasiswa untuk berinisiatif

"Mungkin ini suatu terobosan besar, mengonversi kegiatan ekstrakurikuler ke dalam SKS," lanjutnya.

Karenanya, menurut Arie, kebijakan ini perlu direspons dengan memberikan lebih banyak pilihan cara belajar bagi mahasiswa, sejalan dengan semangat dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Dari sudut pandangnya, Arie melihat ada kerentanan para mahasiswa memanfaatkan teknologi tanpa diimbangi penguatan relasi sosial dalam organisasi.

"Melihat para alumni kita, orang-orang hebat itu rata-rata juga dulu punya pengalaman aktivisme. Semakin ada ruang yang tersedia untuk mereka berkreasi, kecerdasan akan tumbuh," kata Arie.

Dukungan Pimpinan

Agar rekognisi kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik, UGM akan menekankan pentingnya dukungan dari pimpinan di tingkat fakultas, departemen, dan program studi. Ini sebagai upaya menciptakan kampus yang nyaman untuk dijadikan tempat belajar, di mana-mana bisa belajar.

"Sehingga melahirkan kultur dosen yang ebih terbuka, lebih mampu untuk mengikuti dinamika," imbuhnya.

Menurut Peraturan Rektor, bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mendapatkan rekognisi meliputi tujuh kegiatan, yaitu lomba/kompetisi/festival; kewirausahaan; pemberdayaan masyarakat atau komunitas; studi/riset/proyek mandiri; proyek sosial/kemanusiaan; organisasi dan kepemimpinan; serta olahraga dan seni.

Sebagai catatan, kegiatan ekstrakurikuler tersebut dilaksanakan paling singkat selama satu semester kecuali lomba/kompetisi/festival yang menyesuaikan dengan durasi waktu dari penyelenggara.

Rekognisi dapat diberikan kepada mahasiswa aktif yang telah menyelesaikan semester 1 dan memiliki bukti fisik/dokumen kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Usulan rekognisi ekstrakurikuler diunggah melalui sistem informasi paling lambat satu tahun sejak kegiatan ekstrakurikuler selesai dilaksanakan.

"Kita akan sosialisasi secepatnya ke prodi, mahasiswa, dan pihak terkait. Mudah-mudahan semester depan sudah bisa mulai," terang Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan, Hempri Suyatna.

Read Next