Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ditunjuk pemerintah untuk memberikan pendampingan pendidikan vokasi ke 16 SMK sebagai Pusat Keunggulan (PK).
Kabar ini disampaikan Rektor UAD Muchlas saat membuka kuliah perdana Program Studi Magister Pendidikan Guru Vokasi (MPGV) UAD, Sabtu (19/3/2022).
"Ada 28 pendamping yang kita turunkan untuk mendampingi 16 SMK tersebut menjadi Pusat Keunggulan. Ini merupakan tugas dari negara," jelasnya.
Kehadiran Prodi MPGV ini, menurutnya, sebagai upaya implementasi spirit pemerintah melakukan revitalisasi Pendidikan Vokasi melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016.
Salah satu butir dalam Inpres tersebut menyebutkan agar perguruan tinggi menyediakan guru-guru vokasi yang siap diterjunkan menjadi guru di SMK. Sebab, ke depan akan ada pengembangan SMK lebih lanjut.
Menurutnya, hal tersebut relevan dengan isu Indonesia yang akan mengalami bonus demografi pada 2045 mendatang, di mana jumlah penduduk yang lebih produktif dibandingkan dengan usia tidak produktif lebih banyak.
"Maka dari itu, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai penggerak pendidikan vokasi di Indonesia," ujarnya.
Salah satu yang bisa diandalkan untuk mengatasi atau memanfaatkan bonus demografi adalah pendidikan vokasi melalui pendidikan di SMK. Para siswa SMK yang siap memanfaatkan peluang kerja di dunia usaha dan industri supaya bonus demografi tidak menjadi bencana demografi.
Dalam kuliah perdana Tahun 2021/2022, Prodi MPGV UAD mengusung tema 'Kurikulum Merdeka di SMK: Implikasi untuk Guru dan Pembelajaran’. Kuliah perdana ini berlangsung di Ruang Amphitarium Kampus IV UAD secara luring dan daring.
Kepala Prodi MPGV UAD Tri Kuat melaporkan bahwa prodi yang dipimpinnya berdiri sejak 01 September 2006 dan telah mendapat Akreditasi B oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada 2018.
"Tahun ini jumlah keseluruhan mahasiswa adalah 178 mahasiswa dan yang telah lulus berjumlah 75 mahasiswa," jelasnya.
Ini merupakan kuliah perdana bagi angkatan ke-12 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 20 dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Jawa tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tahun ini, perkuliahan MPGV menggunakan sistem blended learning yakni perpaduan luring dan daring.
Para mahasiswa akan diampu enam dosen di mana empat dosen merupakan alumni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan sisanya berasal dari alumni Universitas Newcastle Australia dan alumni Universitas Diponegoro.