logo

Vokasi

Persiapkan SDM Kompeten, Direktorat Kursus dan Pelatihan Perkuat Peran dan Komitmen

Persiapkan SDM Kompeten, Direktorat Kursus dan Pelatihan Perkuat Peran dan Komitmen
Direktur Kursus dan Pelatihan, Wartanto. (EDUWARA/YouTube Kursus Kita)
Redaksi, Vokasi31 Oktober, 2022 23:07 WIB

Eduwara.com, JAKARTA – Sebagai salah satu satuan kerja di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Direktorat Kursus dan Pelatihan (Ditsuslat) semakin memantapkan program-programnya dalam mendorong lahirnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten.

Terlebih sebagai pendidikan non-formal, kursus dan pelatihan diperkuat dengan tujuan mempersiapkan SDM yang siap kerja sesuai kebutuhan industri melalui program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan siap berwirausaha melalui program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).

Sejak dibentuk pada 2006 di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Ditsulat telah menjadi direktorat yang memberikan layanan pendidikan nonformal berupa kursus dan pelatihan bagi masyarakat.

Dua tahun belakangan berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Ditsuslat terus melakukan pengembangan dan penguatan program pendidikan nonformal sebagai bagian dari visi Merdeka Belajar. Penguatan dan pengembangan program terus dilakukan sejak dari hulu hingga ke hilir.

Direktur Kursus dan Pelatihan, Wartanto mengatakan penguatan dan pengembangan program tidak hanya berfokus pada keahlian dan keterampilan peserta didik, namun juga mempersiapkan lembaga-lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan (LKP) sebagai instrumen pendidikan non-formal yang benar-benar mampu melatih peserta didiknya sesuai kebutuhan industri.

Ditsuslat, lanjut Wartanto, telah mengharuskan setiap LKP untuk menjalin kerja sama dengan industri, melengkapi fasilitas/infrastruktur sesuai perkembangan di dunia industri, serta harus ada manajemen yang melek digital, hingga pemasaran program. 

“Kerja sama LKP dengan industri sendiri dilakukan agar memiliki kurikulum dan instruktur sesuai perkembangan industri serta kesempatan magang bagi peserta didik. Inilah yang disebut penguatan program dari hulu,” kata Wartanto seperti dilansir Eduwara.com, Senin (29/10/2022), dari laman Kemendikbudristek.

Uji Kompetensi

Sementara di hilir, sambung dia, Ditsuslat memastikan anak-anak yang dididik dalam program PKK akan mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai pengesahan atas kompetensi sesuai kebutuhan industri yang telah dikuasainya pada akhir program. Kegiatan uji kompetensi tersebut dilakukan oleh lembaga sertifikasi kompetensi sebagai lembaga resmi yang diakui pemerintah dan berdiri secara independen.

Sepanjang 2017-2022, tercatat telah ada 224.072 peserta didik PKK yang telah mengikuti program bantuan uji kompetensi. Selain peserta PKK, uji kompetensi juga diikuti oleh peserta kursus reguler dan kursus mandiri, dan secara keseluruhan, sudah ada 663.311 peserta program uji kompetensi sejak 2009. 

Sebagai pemegang sertifikat kompetensi, para lulusan ini akan memiliki kesempatan lebih besar untuk  bekerja di industri bidang keterampilan yang diambilnya.

“Selanjutnya melalui tracer study, juga dimonitor penyerapan lulusan program PKK yang magang dan bekerja di industri serta lahirnya lulusan PKW yang menjadi wirausaha pemula dengan modal usaha yang diberikan,” kata dia.

Dalam beberapa tahun terakhir, lanjut Wartanto, Ditsuslat juga tengah mengembangkan program-program inovasi bagi LKP, di antaranya penerapan pendekatan pembelajaran Project Base Learning untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan kecakapan/kompetensi kerja di industri, teaching factory yang mendorong peserta didik memiliki pengalaman praktik langsung sesuai kondisi dan persyaratan dunia kerja.

Selanjutnya, penambahan fungsi atau layanan pengembangan karir yang memudahkan baik bagi calon peserta didik memilih dan menentukan jenis keterampilan sesuai passion dan prospektif penyerapannya di industri, bagi peserta didik untuk melengkapi kemampuan tambahan memasuki dunia kerja, maupun alumni dalam memenuhi kompetensi lanjutannya yang dibutuhkan untuk promosi jabatan.

Kemudian, Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bekerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi vokasi sehingga peserta didik maupun alumni memiliki kesetaraan dalam mengenyam pendidikan tinggi. 

Wartanto menambahkan, melalui pengembangan yang terus berjalan pada program-program dari hulu ke hilir itu, Ditsuslat memperkuat peran dan komitmennya untuk mempersiapkan SDM kompeten melalui jalur pendidikan nonformal yang tetap memiliki standar industri.

"Jadi bukan hanya pembelajaran singkat dengan output yang tidak terukur,” pungkas dia. (K. Setia Widodo/*)

Read Next