logo

Kampus

Saat Mencari Kerja, Generasi Z Harus Pahami Green Economy

Saat Mencari Kerja, Generasi Z Harus Pahami Green Economy
Tangkapan layar webinar yang diselenggarakan Prodi PVTE dan Prodi PVTO UAD Yogyakarta pada Selasa (19/4/2022). Dalam mencari kerja, generasi Z dituntut menguasai konsep green economy dan green job. (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Kampus19 April, 2022 19:57 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Di masa depan, generasi Z harus memahami mengenai Green Economy dan Green Job dalam upaya mendapatkan pekerjaan. Selain penguasaan teknologi, menjadi pembelajar sepanjang hayat menjadi modal penting bersaing dalam dunia kerja.

Benang merah ini tersampaikan dalam webinar yang digelar Prodi Pendidikan Vokasi Teknik Elektronika (PVTE) dan Prodi Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada Sabtu (16/4/2022) malam.

Bertema 'Strategi Jitu Generasi Z Mendapatkan dan Sukses di Dunia Kerja', diskusi ini selain praktisi dunia kepemudaan Viringga Prasetyaji Kusuma yang merupakan pendiri AMATI Indonesia, juga menghadirkan dosen Magister Pendidikan Guru Vokasi (MPGV) UAD sekaligus Sekretaris Majelis Ditlitbang PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti.

Di awal paparannya, Kusuma menyatakan saat ini dunia pekerjaan seluruh dunia telah berubah. Banyak perusahaan sekarang yang bidang usahanya berorientasi pada upaya kebangkitan para pekerja hijau (Rise of Green Jobs).

"Saat ini ekonomi di dunia bergeser pada green economy, lalu menuntut menjadi green jobs, dan menuntut green skills," katanya dalam tayangan ulang yang disaksikan Eduwara pada Selasa (19/4/2022).

Kusuma memaparkan pengertian green economy merupakan sesuatu yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus secara signifikan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi.

Kondisi tersebut, menurutnya, dipengaruhi oleh perkiraan saat pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Banyak negara sepakat membangun pemulihan perekonomian dengan prioritas mengatasi climatechange atau perubahan iklim.

"Lalu dari kesepakatan itu, muncullah green jobs. Di mana International Labour Organization (ILO) mendefinisikan green jobs sebagai pekerjaan yang membantu mengurangi dampak lingkungan negative, yang pada akhirnya mengarah pada perusahaan dan ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan, ekonomi, dan sosial," paparnya.

Keterampilan yang Harus Dimiliki

Sementara itu, green skill adalah kemampuan atau pengetahuan yang dapat digunakan pekerja untuk mencegah, memantau, atau membersihkan polusi dan mengoptimalkan pengelolaan serta konservasi sumber daya alam, yang digunakan perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa.

"Dengan adanya green economy, pekerjaan yang ada akan lebih banyak dibandingkan ekonomi konvensional," ucapnya.

Kepada mahasiswa, Kusuma mengatakan boleh saja bekerja di kota, bersekolah tinggi. Namun ketika berbicara masalah peluang, tidak harus menunggu yang tinggi, sebab potensi peluang di desa sangatlah tinggi.

"Jangan tergiur dengan gemerlap kota!" pesannya.

AMATI Indonesia, menurutnya adalah program Social Enterprise yang bergerak di pengembangan pemuda menggunakan sistem Project Based Learning yang dikembangkan secara terus menerus. Dengan tujuan menyelesaikan masalah masalah real yang ada di masyarakat dan sebagai upaya mendukung kehidupan yang lebih berkelanjutan kedepan.

Sedangkan Muhammad Sayuti mengatakan pada abad 21, khusus pasca pandemi, keterampilan yang harus dimiliki pencari kerja akan dipengaruhi oleh kebutuhan e-commerce seperti restaurant delivery, online grocery shopping, online education, dan telemedicine.

"Tidak hanya itu, tantangan yang dihadirkan oleh perubahan otomatisasi dan artifisial intelijen yang berkembang cepat dapat mengurangi workplace density, mengatasi permintaan variabilitas, meningkatkan efisiensi dan kecepatan, serta menawarkan layanan kontak gratis," jelasnya.

Skill yang harus dimiliki untuk mempersiapkan masa depan yaitu complex problem solving, critical thinking, creativity, people management, dan coordinating with others.

"Apa yang harus dilakukan oleh calon mahasiswa atau siswa? Menjadi pembelajar sepanjang hayat, belajar apa saja, harus berpikir terbuka, suka membaca, literasi membaca pengetahuan baru, dan bergaul dengan orang dari berbagai daerah atau suku atau negara," tegasnya. 

Read Next