Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta melansir hasil survei yang dilakukan pada Januari lalu terhadap anggotanya. Hasilnya, dari 103 perguruan tinggi swasta (PTS), sebagian besar menginginkan pembelajaran secara luar jaringan (luring).
"Ada sebanyak 20 persen anggota kami yang menginginkan pembelajaran digelar luring penuh. Kemudian ada 24 persen yang menginginkan perkuliahan sebagian besar digelar luring," kata Ketua APTISI DIY Fathul Wahid, Kamis (3/2/2022) di Bantul.
Survei itu juga menunjukkan sebanyak 44 persen PTS di Yogyakarta berharap perkuliahan secara daring bagi sebagian besar mata kuliah. Lalu (16 persen) sisanya, menginginkan kuliah digelar daring penuh.
Bagi Fathul, angka-angka ini mengindikasikan semakin banyak PTS Yogyakarta yang menginginkan perkuliahan tatap muka segera digelar. Keinginan itu didukung sebanyak 48 persen PTS menyatakan siap menggelar PTM dan 44 persen lainnya sudah mempersiapkan gelaran PTM.
"Saya kira dalam tiga bulan ke depan, sampai memasuki semester depan, semua PTS sudah siap untuk menggelar PTM penuh, asalkan dengan catatan, jangan sampai ada gelombang ketiga. Mahasiswa sekarang lebih nyaman luring," lanjut Rektor UII Yogyakarta ini.
Fathul juga menjelaskan, dari survei ini diketahui pula sebanyak 68 persen PTS mengakui ada pengurangan biaya operasional namun tidak signifikan dan 16 persen menyatakan biaya operasional sama saja selama pandemi. Artinya, pembelajaran daring yang digelar bukan berarti ada penghematan biaya operasional.
Kemudian ada 36 persen PTS yang mengaku tidak mengalami permasalahan pendanaan dan 67 persen sisanya bermasalah. Sebagai solusinya, pengelola PTS menggunakan saldo, bantuan dari yayasan, bantuan dari kampus induk dan pengembangan produk baru.
Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V Yogyakarta Aris Junaidi menyatakan pihaknya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pembelajaran daring selama 2020/2021 tidak boleh menurunkan learning outcome dibandingkan luring.
"Capaian pembelajaran harus sama. Kontrol terhadap materi kuliah daring dilaksanakan dengan penuh. Sehingga nanti tidak berdampak materi yang diberikan ke mahasiswa minim atau tidak signifikan terhadap hasil kelulusan," tegasnya.