logo

Sekolah Kita

Tantangan Zaman di Masa Depan, SMAN 1 Tambun Selatan Dukung Kurikulum Berubah

Tantangan Zaman di Masa Depan, SMAN 1 Tambun Selatan Dukung Kurikulum Berubah
Suasana pembelajaran hybrid learning di SMA Negeri 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi (SMAN 1 Tambun Selatan)
Redaksi, Sekolah Kita03 Desember, 2021 13:14 WIB

Eduwara.com, BEKASI – Tantangan zaman di depan menuntut banyak perubahan yang harus disikapi secara cepat oleh para guru dan siswa. Perubahan kurikulum yang tengah disiapkan pemerintah mendapat dukungan dari SMA Negeri 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 1 Tambun Selatan Guntur Daryono mengatakan, kurikulum adalah suatu hal yang tidak statis dan jika terjadi perubahan maka hal tersebut adalah hal yang harus didukung oleh berbagai pemangku kepentingan.

”Kalau kondisinya mengharuskan berubah, kami siap mendukung apalagi tantangan perkembangan zaman mengharuskan demikian. Idealnya kurikulum baru ini berpihak pada siswa dengan menjadikan mereka sebagai subyek yang harus dilayani sesuai perkembangan siswa itu sendiri,” ujar Guntur kepada Eduwara.com, Jumat (03/12/2021).

Hal utama yang harus menjadi perhatian saat penerapan kurikulum baru nanti, tambahnya, adalah tidak boleh melupakan aspek akhlak dan moral generasi penerus meski bidang kognisi, psikomotor dan keterampilan juga tetap menjadi penilaian. 

Sebagaimana diketahui, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo melalui akun Instagram pribadinya menyebutkan bahwa mulai tahun depan pemerintah akan menawarkan kurikulum yang lebih fleksibel.

Kurikulum yang masih prototipe ini sedang diterapkan secara terbatas di sekitar 2.500 sekolah di seluruh Indonesia melalui Program Sekolah Penggerak.

Adapun, dalam rapat kerja dengan DPR, Mendikbudristek Nadiem Makarim menegaskan kurikulum baru yang akan ditawarkan pada 2022 merupakan bagian dari pemulihan pembelajaran akibat learning loss di masa pandemi Covid-19 dan sekolah tidak akan dipaksa untuk menerapkannya.

Kriteria Ketuntasan Minimal

Di sisi lain, Guntur menambahkan, kurikulum 2013 yang selama ini digunakan, sudah baik, meski kedepannya diperlukan perbaikan dalam kurikulum baru yang nantinya akan diterapkan. 

Jika mengusung semangat Merdeka Belajar sebagaimana disebutkan Kemendikbudristek, maka, Guntur mengungkapkan, idealnya tidak ada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang selama ini diterapkan dalam Kurikulum 2013.

“KKM ini harusnya bukan patokan. Jika semangatnya ‘Merdeka Belajar’ maka harusnya tidak dipatok angka dalam KKM ini. Misalnya siswa hanya mampu 76, sedangkan KKM nya 80, ini harusnya jangan dibuat patokan standar. Biarkan anak berkembang sesuai bakat dan kemampuannya. Nanti jadinya bukannya merdeka belajar, jadinya malah stress belajar,” papar Guntur. 

Terkait kesiapan sumber daya manusia (SDM) para guru, Guntur mengaku untuk di SMA Negeri 1 Tambun Selatan, SDM guru sudah siap jika kurikulum diubah. 

“Kami sudah menjalani banyak perubahan sepanjang pandemi Covid-19 ini. Guru kami sudah terlatih untuk mengikuti banyak pelatihan dan terbiasa menggunakan perangkat teknologi yang menunjang proses pembelajaran secara hybrid. Jadi walau nantinya pasti tetap butuh penyesuaian di awal, kami sudah siap,” tutur Guntur.  (Bhakti)

Read Next